SuaraJogja.id - Meskipun iuran BPJS kesehatan belum dinaikkan 100 persen, sejumlah warga Yogyakarta meminta pelayanan fasilitas tiap kelasnya dioptimalkan. Mereka merasa, hingga saat ini belum ada pelayanan yang memuaskan.
Salah seorang pengguna BPJS Kesehatan Kelas I, Ester Heri Subianti (64), mengeluhkan pelayanan fasilitas yang diberikan pemerintah di beberapa rumah sakit. Ia mengaku hingga saat ini pelayanan kesehatan Kelas I tak sepenuhnya membantu.
"Jika iuran BPJS Kesehatan akan dinaikkan tahun depan, pemerintah (pelayanan rumah sakit) harusnya berbenah dahulu. Saya pengguna fasilitas perawatan kelas I kerap tak mendapat pelayanan yang mendukung," ungkap Ester, ditemui SuaraJogja.id di Puskesmas Umbulharjo II, Kota Yogyakarta, Senin (4/11/2019).
Warga yang bertempat tinggal di kelurahan Sanggrahan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta ini harus mencari kamar VIP ketika akan menjalani rawat inap.
Baca Juga: Tukang Kopi Ini Gugat Jokowi Terkait Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
"Biasanya suami saya yang sering ke rumah sakit untuk opname. Jadi pelayanan di ruang kelas I BPJS terasa lama, sehingga saya putuskan ambil VIP, dan harus mengeluarkan biaya tambahan," tutur dia.
Ester mengaku, pembayaran iuran BPJS Kesehatan saat ini ditanggung oleh anaknya. Meski demikian, dirinya kurang mendukung kebijakan itu karena menyulitkan masyarakat kecil.
"Pembayaran memang ditanggung oleh anak saya. Tapi saya tidak mendukung kenaikan biaya BPJS 100 persen karena bagi masyarakat menengah ke bawah hal itu pasti sulit," terangnya.
Ester mengatakan, biaya yang mencapai Rp160 ribu per bulan jelas akan berdampak pada kebutuhan sehari-hari. Pasalnya, pendapatan anaknya berkisar Rp6 juta per bulan, sementara pengeluaran bisa membengkak karena ia harus menanggung lima orang sekaligus. Jika iuran BPJS dinaikkan, maka dalam sebulan, pihaknya harus mengeluarkan Rp800 ribu.
"Anak saya memang yang membiayai iuran kesehatan ini. Dia juga mengkover keluarganya sendiri. Ke depan saya tidak tahu pendapatan mereka bakal lancar. Dengan biaya Rp80 per bulan saja itu cukup membantu mereka. Jika ditambahkan 100 persen pasti memberatkan mereka," keluhnya.
Baca Juga: Dirut BPJS Kesehatan Jelaskan Kenaikan Iuran BPJS
Ester menambahkan, kehidupannya saat ini masih terbilang cukup. Namun begitu, dampak dari dinaikkannya jumlah iuran ini jelas memangkas pendapatan anaknya, termasuk masyarakat menengah ke bawah dengan penghasilan rendah.
Berita Terkait
-
Evaluasi Perpres 59/2024: Ada Perubahan Klasifikasi Rawat Inap dan Iuran BPJS Kesehatan?
-
Berapa Iuran BPJS Kesehatan Setelah Ada KRIS? Ini Rincian dan Besaran Subsidi Pemerintah
-
Sistem Kelas BPJS Kesehatan Berubah, Berapa Iurannya?
-
Aturan Baru Iuran BPJS Kesehatan Jika Kelas 1, 2 dan 3 Dihapus
-
Kemnaker Ingatkan Rumah Sakit tentang Penerapan K3 di Tempat Kerja
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir