Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 04 November 2019 | 15:43 WIB
Empat pasang pengatin saat mendengarkan 'ular-ular'. [KRjogja.com]

SuaraJogja.id - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, pernikahan merupakan prosesi sakral. Bahkan, momen tersebut kerap dijadikan pengalaman yang akan terus terkenang seumur hayat.

Seperti yang dilakukan pasangan pengantin Harmono (60) dan Ani Khandari (53), yang merupakan Warga Mantrijeron. Mereka memilih ruang fitnes Rooftop Satoria Hotel di Jalan Laksda Adisucipto, Depok, Sleman menjadi tempat sakral mereka mengikat janji suci.

Pun sebelum mengucap akad, pasangan tersebut sempat melakukan olah raga ringan di tempat fitness tersebut pada Minggu (3/11/2019). Prosesi ijab kabul tersebut menjadi acara inti kegiatan Golek Garwo dan Nikah Bareng Jomblowers yang digelar Forum Taaruf Indonesia (Fortais) Sewon Bantul.

Prosesi tersebut pun dipandu langsung Kepala KUA Depok Sleman Jaenudin dengan saksi nikah Ketua Fortais Sewon RM Ryan Budi Nuryanto dan Ketua Kopertis Bambang Supriyadi dengan mahar seperangkat alat salat dan dumbell tiga kilogram.

Baca Juga: Kawin Culik, Tradisi di Lombok Diselewengkan untuk Praktik Nikah Paksa

Bahkan dalam agenda tersebut disaksikan Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dan GM Satoria Hotel Teddy Trilesmana. Tak hanya Harmono dan Ani, tercatat ada tiga pasangan lain yang melakukan akad nikah dalam kegiatan Nikah Bareng tersebut.

Meski nikah massal tersebut diikuti empat pasangan, namun tempat pernikahannya dilakukan di ruangan yang berbeda. Pasangan Harmono-Ani Khandari serta Wasdiyantok (34) asal Playen Gunungkidul dan Dwi Wijayanti (26) warga Umbulharjo Yogyakarta melangsungkan akad nikah di ruang fitnes.

Sementara dua pasangan lain, Siswanto (30) asal Banguntapan Bantul dan Thirdyah Desiarimbi (45) warga Kotagede Yogyakarta serta Dede Hidayat Kurniawan (27) Warga Kotabaru Lampung Tengah dan Oleu Andriani (28) asal Bogor Jawa Barat melaksanakan ijab kabul di Vue Bar Satoria Hotel dengan mahar seperangkat alat salat dan alat peracik kopi.

"Kenalnya sudah setahun lewat Golek Garwo Fortais. Tapi baru dekat sekitar empat bulan. Senang akhirnya bisa terwujud," ucap Siswanto yang menyunting Thirdyah Desiarimbi kepada KRjogja.com-jaringan Suara.com.

Sebelum melangsungkan prosesi akad nikah, keempat pasangan dikirab diiringi puluhan jomblowers peserta Golek Garwo. Mengenakan pakaian bertema kepahlawanan, seperti Ir Soekarno, Fatmawati, Pangeran Diponegoro, RA Kartini, Jenderal Sudirman, Nyi Ageng Serang, Cut Nyak Dien hingga Teuku Umar, kitab tersebut diiringi lagu-lagu perjuangan.

Baca Juga: Di Sleman, Ada Remaja Ngebet Nikah Dini karena Mau Merantau

"Rasanya bangga. Bisa meresapi semangat pahlawan," ucap Dede Hidayat Kurniawan yang juga penyandang disabilitas.

Ketua Fortais Sewon Ryan Budi Nuryanto menjelaskan, agenda Golek Garwo dan Nikah Bareng menjadi momen penting karena bertepatan dengan Sewindu Fortais sekaligus memperingati Hari Pahlawan.

Makin istimewa karena momentum ini menjadi gelaran Nikah Bareng ke-50 dan pasangan pengantin ke-8.000 yang merupakan hasil kegiatan Golek Garwo Fortais.

"Semangat kepahlawanan semoga bisa menginspirasi pengantin bahwa mereka pahlawan di keluarga masing-masing," jelasnya.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengaku berbahagia dengan pernikahan ini. Pihaknya turut berdoa pasangan yang mengikuti Nikah Bareng dapat menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah.

"Pengantin laki-laki bisa jadi imam yang baik. Istri jadi makmum yang taat. Diberikan keturunan yang salih salihah, rezeki banyak, halal, thoyibbah," katanya.

Kegiatan tersebut, lanjut Sri, juga dapat menjadi ajang penguatan keluarga. Mengingat di sejumlah daerah saat ini angka perceraian cenderung makin meningkat. Hal tersebut harus dikaji bersama agar dapat ditemukan solusi.

"Tentu ada yang senjang. Mari tutup bersama melalui hal paling kecil, yakni dari keluarga," jelasnya.

Load More