Bukannya kesal, Abdullah justru senang dengan pemberitaan 'miring' tersebut. Bagi Abdullah, pemberitaan tersebut adalah iklan gratis yang bisa menaikkan pamor Djaka Lodang.
Pada masa awal kehadirannya, Djaka Lodang memilih berkantor di Taman Hiburan Rakyat (THR), Yogyakarta yang saat itu dijadikan terminal. Bukan tanpa sebab lokasi tersebut dipilih di masa-masa awal membangun citraan majalah tersebut.
“Setahun kita berkantor di THR. Orang yang naik turun bus pasti lihat ada Kantor Djoko Lodang kan kalau di sana. Jadi mereka bisa beli,” katanya.
Kemunculan Djaka Lodang kala itu pun masih berupa tabloid delapan halaman. Jenis huruf yang dipilih pun disusun menggunakan huruf Anset atau huruf tangan yang bagi banyak orang bisa menarik perhatian, meski cukup rumit.
“Huruf tangan itu yang ditata satu per satu. Disusun dari kotak A, kotak B, kotak C, terus diikat. Rumit. Dan hurufnya harus beli di Pangudi Luhur Muntilan, Magelang,” ungkap Abdullah sembari menirukan huruf tangan.
Sebagai media massa yang baru terbit, Djaka Lodang memiliki satu rubrik unggulan yang hingga kini tetap legendaris, Jagading Lelembut. Rubrik yang memuat cerita mistis dan mitos ini langsung digandrungi pembaca Djaka Lodang kala itu dan bertahan hingga kini.
Banyak orang menaruh perhatian dengan cerita dalam rubrik tersebut. Bahkan, konon rubrik bertema horor ini menjadi yang pertama di dunia pers Indonesia.
Dari tabloid delapan halaman, Djaka Lodang bertransformasi menjadi selembar koran dan puncaknya berubah menjadi majalah di akhir 1978.
Obrolan dengan Abdullah masih berlanjut, namun perhatianku tertuju dengan majalah Djaka Lodang yang tergeletak di sudut mejanya, Aku meminta izin untuk mengambil dan melihat bagian sampul. Ada tulisan Aksara Jawa persis di bawah judul Djaka Lodang.
Baca Juga: DIY Usul Materi Bahasa Jawa untuk Seleksi CPNS dan Kenaikan Pangkat
Abdullah menjelaskan, tulisan itu merupakan slogan Djaka Lodang berbunyi, 'Ngesti Budi Rahayu, Ngungak Mekaring Jagad Anyar' (Berusaha mencari keselamatan tanpa tertinggal informasi baru). Tulisan itu pula yang mewakili filosofi Djaka Lodang untuk terus eksis sembari memberikan informasi kepada pembaca.
Sejak awal terbit, Djaka Lodang tak hanya menarik perhatian warga lokal Yogyakarta, tapi juga pejabat di luar pulau. Abdullah bercerita, Bupati Serdang Bedagai kala itu, Sukirman, menjadi pelanggan setia karena rajin memesan 25 eksemplar tiap minggu.
“Bapak Sukirman itu juga pernah main ke kantor dua kali. Biasanya majalah yang dibeli dibagikan ke para staf mulai dari dalang, dinas pariwisata, untuk membahas hal menarik di rumah dinas,” katanya bangga.
Pelanggan Djaka Lodang di luar kota biasanya memang berasal dari kalangan transmigran. Sementara untuk area Yogyakarta, pemerintah kota pun sempat menjadi pelanggan untuk dibagikan ke sekretaris desa, namun hanya bertahan satu tahun.
Hingga akhirnya, masa kejayaan Djaka Lodang pun hadir setelah 18 tahun berdirinya, majalah tersebut memanen kejayaan bersamaan dengan zaman judi buntut di akhir 1980-an. Kala itu, oplah pembaca mencapai 10 ribu hingga 20 ribu per minggu. Banyak orang yang membeli hanya untuk membaca tafsir demi peruntungan
“Tulisan-tulisan di sini diramal katanya cocok. Saya enggak tahu caranya gimana, cocoknya di mana. Tapi banyak yang cari. Zaman waktu itu memang rodho edan (sedikit gila).”
Berita Terkait
-
Pesonanya Menggoda, Inilah 3 Wanita Rusia Terseksi Versi Majalah Maxim
-
Gara-gara Investigasi Masalah Gula, Majalah Tempo Digugat Mentan
-
Cover 'Pinokio' Majalah Tempo, Ferdinand: Relawan Jokowi Seperti Anak Kecil
-
31 Tahun Terbit sebagai Majalah, Marie Claire Inggris Hentikan Edisi Cetak
-
Kabar UGM Sensor Majalah Balairung, Rektorat Sebut Hanya Masalah Komunikasi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik