SuaraJogja.id - Jika selama banyak warga dan pemerintah beramai-ramai mengampanyekan pengurangan penggunaan sampah plastik berupa botol minuman, namun cara yang menarik ditunjukkan dua pelajas SMPN 1 Jetis Kabupaten Ponorogo.
Else Windasari (15) dan Nabil Sirajuddin Fath (15) lebih memilih membuat tempat sampah yang diberi nama Automatic Trash Machine (ATM) dengan berbasis smart digital Internet of Things. Prakarsa tersebut berawal dari keprihatinan mereka melihat sampah plastik botol minuman yang menumpuk di bak sampah lingkungan sekolahnya.
“Sampah plastik bekas minuman sering membuat bak sampah penuh, sehingga kami terinspirasi bagaimana agar sampah plastik bisa lebih bernilai dan bermanfaat,” kata Nabil seperti dilansir Rabu (4/12/2019).
Nabil mengemukakan, prinsip kerja ATM sebenarnya tak jauh berbeda dengan ATM yang sebenarnya, Automatic Teller Machine. ATM sampah tersebut menjadi penampung botol atau gelas plastik bekas minuman dan dimasukan melalui lubang yang disediakan. Dalam lubang tersebut terdapat sensor untuk mendeteksi jenis sampahnya.
Setelah sampah plastik masuk ke dalam kantong yang telah dimasukkan di dalam kotak ATM. Siswa yang telah membuang sampah di ATM akan diminta untuk memencet tombol untuk menerima struk.
“Struk ini memiliki nominal uang, jika dikumpulkan bisa ditukarkan ke koperasi atau kantin untuk ditukar makanan maupun minuman,” katanya.
Dalam perangkat tersebut, sampah akan diklasifikasi jenisnya, baik sampah organik dan non organik.
“ATM ini bisa menampung 125 lebih botol bekas minuman plastik, tapi jika gelas plastik mampu menampung sekitar 200-an,” ujarnya.
Selain memiliki sensor, Nabil mengemukakan, ATM karya inovasinya tersebut terhubung dengan smartphone atau ponsel pintar. Tujuannya memberi tahu petugas jika kantong sampah telah penuh.
Baca Juga: Kewalahan karena Kekurangan Armada, Warga Diminta Pilah Sampah Sendiri
“Informasi itu akan dieksekusi petugas, apakah (sampah plastik) didaur ulang atau langsung dibawa ke pengepul,” katanya.
Dalam proses membuat ATM tersebut, Nabil mengaku butuh waktu tiga bulan untuk mengembangkannya. Diakuinya, selama proses tersebut ada berbagai kendala, seperti adanya komponen ATM yang tidak bisa beroperasi dan kegagalan dalam proses coding.
Karya inovasi pelajar tersebut pun diganjar juara 1 dalam Lomba Karya Inovasi Pelajar (LKIP) di SMA Taruna Nusantra Magelang di Bidang Rekayasa Teknik pada Minggu (17/11/2019) lalu.
“Sempat disarankan juri agar bisa dikembangkan lagi untuk bisa mendeteksi sampah selain plastik,” katanya.
Berita Terkait
-
Ancaman Sampah Plastik di Pulau Dewata
-
Pemuda Surabaya Ramai-Ramai Bersihkan Pantai Kenjeran dari Sampah Plastik
-
Mahasiswa Mercu Buana Sosialisasikan Pengurangan Pemakaian Plastik
-
Jokowi Minta Menteri-menterinya Bersihkan Sampah Plastik di Lokasi Wisata
-
Hasilkan GoPay Lewat Sampah, Begini Komentar Warganet
Terpopuler
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Terbukti Tak Ada Hubungan, Kenapa Ridwan Kamil Dulu Kirim Uang Bulanan ke Lisa Mariana?
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
Pilihan
-
Hasil Super League: Brace Joel Vinicius Bawa Borneo FC Kalahkan Persijap
-
Persib Bandung Siap Hadapi PSIM, Bojan Hodak: Persiapan Kami Bagus
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
Terkini
-
Kiper PSIM Jadi Pahlawan, Gagalkan Penalti Klok di Detik Akhir, Persib Gagal Raih Poin Penuh
-
Polemik Royalti Lagu: Transparan atau Tidak? Temuan Pakar UGM Bongkar Borok Sistem Distribusi
-
Kuasa Hukum Keluarga Diplomat Arya Daru Tegaskan: 'Tidak Ada Masalah Mental! Keluarga Lebih Tahu!
-
Masa Depan Generasi Jawa Terancam? PKS DIY Siap Perangi Miras Online dan Judi Online
-
Misteri Kematian Diplomat Arya Daru: Keluarga Bandingkan dengan Kasus Sambo! Ada Apa?