SuaraJogja.id - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo dalam beberapa hari ini tengah jadi sorotan karena akan mencabut larangan ekspor benih lobster yang dibuat pendhulunya, Susi Pudjiastuti. Edhy mengklaim, dirinya membuka keran ekspor salah satunya karena selama ini penyelundupan benih lobster untuk dijual ke luar negeri masih saja terjadi di kepemimpinan Susi.
“Penyelundupan tetap ada. Satu minggu saya jadi menteri, dua kasus penyelundupan [benih lobster] ditangkap bea cukai dan polisi air,” ungkap Edhy saat ditemui di UGM, Minggu (15/12/2019).
Menurut politikus Gerindra tersebut, satu kasus penyelundupan benih lobster yang dibawa dengan ransel tersebut nilainya mencapai angka Rp38 miliar, dan satu penyelundupan lain senilai Rp8 miliar.
Kasus penangkapan tersebut, kata dia, hanya sedikit dari penyelundupan yang terjadi selama ini. Sementara, untuk penangkapan pelaku di negara lain seperti Singapura sulit dilakukan.
Baca Juga: Buntut Cuitan Mesut Ozil, #IndonesiaStandsWithUyghur Bergema
“Kebayang [penyelundupan] yang lolos. Mereka menggunakan [kapal] mesin tempel yang kecepatannya enam kali dari kita dan bisa lari ke mana-mana. Lewat Singapura tidak terkejar karena negara itu tidak bisa menangkap [pelaku] tanpa alasan yang jelas," tandasnya.
Selain itu, Edhy mengklaim, rencana pencabutan larangan ekspor benih lobster juga dibuat karena sejumlah nelayan merasa dirugikan dengan aturan yang dibuat Susi tersebut, sementara, banyak nelayan yang menggantungkan hidupnya dari budi daya benih.
Sedangkan, bila dipaksakan pembesaran sendiri di Indonesia, menurut Edhy, butuh waktu yang lama. Saat ini budi daya pembesaran lobster pun masih dalam tahap percobaan.
Karenanya, Edhy mencoba mencari jalan tengah atas persoalan tersebut. Selain tetap memperhatikan kelestarian lingkungan laut, pengembangan ekonomi pun harus bisa dilakukan.
“Kita lihat jalan tengahnya seperti apa. Jangan sampai rusak karena ambisi pribadi. Jangan juga demi alasan lingkungan saja maka pertumbuhan ekonomi ditunda. Semua harus jalan, lingkungan terawat baik, pertumbuhan ekonomi juga terjadi,” tandasnya.
Baca Juga: Tewas di Tangan Pacar, Puisi Terakhir Mahasiswi UIN Makassar Viral
Belakangan, Susi santer menyuarakan penolakan terhadap kebijakan baru Edhy yang akan mengizinkan ekspor benih lobster. Melalui Twitter, Susi berusaha menyadarkan para nelayan agar tidak mau dibodohi dan dirugikan.
Berita Terkait
-
Mahfud MD: UGM Bukan yang Memalsukan Ijazah Jokowi, Tak Perlu Terlibat
-
Pengakuan Jokowi Tidak Lagi Gunakan Kacamata Seperti Foto di Ijazah UGM: Sudah Pecah
-
Pendidikan Hotma Sitompul: Lulusan UGM, Disertasi Bongkar Ide Soal Aset Koruptor
-
5 Tempat Wisata Eksotis di Pangandaran, Eks Menteri Susi Singgung Harta Tiket Masuk
-
Hakim Tipikor 'Main Mata' dengan Koruptor? Pukat UGM: Jangan-jangan Ini Puncak Gunung Es
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu