Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Sabtu, 21 Desember 2019 | 19:47 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. (Suara.com/Putu Ayu Palupi).

SuaraJogja.id - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyatakan, momem perayaan Natal 2019 bisa menghidupkan toleransi antarumat beragama.

Menurutnya, hal ini penting karena benang kebangsaan masih saja kusut dengan munculnya gesekan sosial di masyarakat seperti larangan perayaan Natal ataupun pemasangan pernak-pernik Natal di sejumlah kawasan.

"Natal dan tahun baru ini harus kita jadikan momentum untuk mempererat dan mengikat kembali benang kebangsaan kita yang sempat kusut dan retak atau tergores," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (21/12/2019).

Dengan menghidupkan semangat toleransi, menurut Haedar maka bangsa ini bisa menyelesaikan masalah secara dewasa. Sebab nilai agama dijadikan sumber integrasi nasional dan sosial.

Baca Juga: Surabaya Digegerkan Pungutan Liar Layanan Kebersihan Jelang Natal

"Kami hidup sebagai masyarakat yang majemuk. Ketika ada (perbedaan) faktor sosial eknomi budaya yang rentan maka mudah terbakar. Sebetulnya titik bakar kecil tapi bisa meluas. Karenanya, momentum Natal dan tahun baru ini kita jadikan momen ikhtiar untuk makin membangun solidaritas politik yang positif sesama anak bangsa,” katanya.

Terkait pelarangan perayaan Natal di sejumlah daerah yang mengemuka, Haedar berharap pemerintah atau elite di daerah bisa melakukan pendekatan yang positif.

Sebab dalam kehidupan beragama, dimensi keyakinan dan kemasyarakatan atau kebangsaan harus berjalan beriringan. Karenanya pendekatan elite di daerah sangatlah penting.

“Dalam konteks kehidupan beragama itu ada yang dimensi keyakinan dan itu harus kita hormati. Dalam konteks dimensi kemasyarakatan dan kebangsaan, kita harus makin memperluas area untuk bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan menjalankan agama secara baik,” katanya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga: Ibadah Dilarang, Pemkab Dharmasraya Ditantang Gelar Natal Bersama

Load More