Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 07 Juli 2025 | 19:33 WIB
Kawasan TPK ABA 2 di Menara Kopi, Kotabaru yang sepi selama libur panjang sekolah, Senin (7/7/2025). [Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Liburan panjang sekolah yang biasanya menjadi masa panen bagi pelaku wisata dan UMKM, justru menyisakan cerita sedih dari para pedagang dan juru parkir (jukir) bekas Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) Jogja.

Setelah lokasi parkir tersebut resmi ditutup dan dialihkan ke TKP ABA 2 di Menara Kopi, Kotabaru, jukir dan pedagang kecil harus gigit jari karena sepinya kunjungan.

Padahal selama akhir pekan dalam masa liburan panjang ini, arus kedatangan bus pariwisata sebenarnya menunjukkan tren peningkatan.

Namun, ketidakterhubungan antara pengunjung dan titik-titik strategis di pusat kota seperti Malioboro menyebabkan pelaku usaha kecil di titik lama kehilangan sumber penghasilan.

Baca Juga: Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun

"Sabtu kemarin ada 10 bus masuk ke TKP ABA 2, hari Minggunya naik jadi 12. Sebelumnya sempat hanya 7 sampai 9 bus," papar pengelola TKP ABA 2, Doni Rulianto di Yogyakarta, Senin (7/7/2025).

Menurut Doni, penurunan jumlah bus ke kawasan baru tersebut cukup signifikan jika dibandingkan saat berada di eks TKP ABA.

Dalam waktu satu hari, khususnya waktu padat antara pukul 16.00–21.00, bisa terjadi dua kali pergantian bus hingga 70 unit.

Persoalan ini terjadi karena TKP ABA 2 yang kini menjadi titik kumpul utama kendaraan besar ternyata belum terintegrasi dengan baik ke lokasi wisata pusat. Sopir bus, menurut Doni, banyak yang masih bingung harus mengarahkan penumpangnya ke mana.

"Mereka bingung setelah TKP ABA tutup. Enggak ada informasi jelas ke mereka. Akhirnya banyak yang hanya putar-putar atau parkir di tempat seadanya," ujarnya.

Baca Juga: TKP ABA Resmi Ditutup, Ratusan dan Jukir Harus Bongkar Lapak ke Menara Kopi

Dua lokasi lain pun, lanjutnya kini lebih banyak menjadi alternatif parkir bus seperti parkir Senopati dan Ngabean. Dua parkir itu dipilih langsung oleh sopir karena aksesnya yang lebih mudah.

Selain itu pasca eks TKP ABA dibongkar, arah lalu lintas wisata bergeser. Bekas parkir yang dulu menjadi titik strategis pun mendadak menjadi kawasan mati.

Para jukir pun mencoba pola jemput bola untuk mengarahkan sopir dan pengunjung agar tidak tersesat atau kebingungan menuju Menara Kopi.

Mereka bahkan harus menempatkan petugas di depan eks TKP ABA dan apotek yang berada di sisi barat seberang Menara Kopi.

"Kalau ada bus yang masuk dari barat dan mau ke Tugu, kita arahkan ke TKP ABA 2," ujarnya.

Namun langkah itu dirasakan jukir belum cukup menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di Menara Kopi. Apalagi muncul keluhan dari pengunjung karena jauhnya jarak dari lokasi parkir ke Malioboro.

Load More