SuaraJogja.id - Direktorat Reserse Narkoba Polda DIY mengungkap sindikat penyelundupan sabu injeksi ke tisu basah jaringan Indonesia-Malaysia.
Berdasarkan pemeriksaan, salah satu tersangka yang berinisial AP (27) ternyata adalah mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di Malaysia sebelum akhirnya terjerumus menjadi kurir narkoba.
Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda DIY Kombes Pol Roedy Yoelianto, menjelaskan bahwa AP awalnya berangkat secara ilegal ke Malaysia melalui Batam.
"Memang AP ini awalnya adalah seorang TKI, yang kemudian masuk dari Batam ke Malaysia. Kemudian terbang ke Malaysia. Bekerja di sana," kata Roedy saat rilis kasus di Kantor Bea Cukai Yogyakarta, Selasa (8/7/2025).
"Awalnya ilegal. Kemudian dokumen-dokumen mengikuti seiring berjalanan waktu. Menjadi kemudian ada dokumen-dokumennya," imbuhnya.
Di Negeri Jiran itu, AP kemudian bertemu dengan seseorang berinisial P yang menjadi penghubung dalam jaringan narkoba tersebut. Pertemuan mereka bermula dari pekerjaan sambilan AP sebagai tato artis.
"Bekerja di sana. Kemudian berkenalan dengan saudara P, karena P itu pernah membuat tato, yang membuat adalah AP ini. Jadi AP ini memang punya keterampilan di bidang pembuatan tato," ungkapnya.
Hubungan tersebut kemudian justru berlanjut dan menjadi pintu masuk AP ke dalam sindikat narkoba.
Roedy bilang selanjutnya perjalanan AP dalam sindikat ini dimulai saat dia diminta untuk menjadi kurir sabu. Disebutkan bahwa AP difasilitasi untuk pulang ke Indonesia guna mengantar paket sabu cair yang disuntikkan ke tisu basah.
Baca Juga: Susi Air Buka Rute Baru: Yogyakarta-Karimunjawa, Liburan Jadi Lebih Sat Set!
AP saat diminta untuk menjadi kurir sabu itu sudah berada di Indonesia tepatnya di Lampung. Kemudian berangkat lagi ke Malaysia untuk mengambil paket sabu itu dan selanjutnya terbang ke Yogyakarta.
Disampaikan Roedy, bahwa AP tidak sendirian. Ada tersangka lain yang sudah diamankan yakni MNF (29) yang ditugaskan oleh P sebagai pengawas sekaligus penjemput barang haram itu di Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
Mereka dijanjikan bayaran setelah berhasil menjalankan tugas tersebut. Namun, Roedy bilang belum ada nominal yang ditawarkan kepada kedua tersangka.
"Jadi sampai dengan berangkatnya AP. Termasuk MNF ke Jogja ini. Semuanya baru sebatas janji, bahwa ketika nanti lolos akan ada pembayaran fee," terangnya.
Dia memastikan belum ada uang yang kedua orang itu terima hingga keberangkatan mereka ke Yogyakarta. Satu-satunya fasilitas yang diberikan hanyalah tiket perjalanan.
"Tetapi belum disebutkan [nominal], hanya sebatas difasilitasi untuk pembelian tiket pesawat. Dari bergerak dari Lampung ke Kuala Lumpur. Kuala Lumpur ke YIA," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
BJLB1 Jadi Tonggak Penting Pengembangan Investasi Syariah di Pasar Modal Nasional
-
Dari Luka Jadi Cahaya: Resep Hati 'Glowing' ala DRW Skincare dan Ustaz Hilman Fauzi
-
Perusahaan Skincare Resmikan Klinik Baru di Yogyakarta, Siap Bangun Pabrik pada Tahun Depan
-
DANA Kaget Spesial Warga Jogja: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Sikat Linknya!
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan