Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 30 Desember 2019 | 12:57 WIB
Jenazah Mbah Saginem, warga Padukuhan Gumawang, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, hendak dimakamkan. Ia meninggal dalam kecelakaan di Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Kebumen, Minggu (29/12/2019). - (SUARA kontributor/Julianto)

SuaraJogja.id - Keluarga almarhum mbah Saginem (86) masih merasakan sedih akibat kejadian kecelakaan di Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) atau di jalur Daendels, Kebumen Jawa Tengah.

Mereka tak menyangka niatan untuk pergi menengok keluarga besan yang baru keluar dari rumah sakit di Cilacap justru berujung petaka. Mbah Saginem meninggal dunia dan 3 anggota keluarga yang lain masih dirawat di rumah sakit.

Saiman (52) putera bungsu dari mbah Saginem adalah salah satu korban selamat dalam kecelakaan maut tersebut. Saiman kebetulan duduk di bagian belakang mobil Elf yang membawa rombongan keluarganya menuju ke Cilacap tersebut. Ia tidak menyangka peristiwa kecelakaan maut tersebut akan menimpa keluarganya.

Saiman, dengan kaki sedikit pincang dan bibir bagian atas dijahit nampak berusaha tegar menyalami satu persatu pelayat yang datang ke rumah orangtuanya. Saiman mengaku beruntung karena hanya mengalami luka ringan dalam peristiwa tersebut.

Baca Juga: Didekati Empat Partai, Rektor UNY Pede Maju Pilkada Gunung Kidul 2020

Di sela menerima tamu yang melayat ke rumah duka, Saiman menceritakan awal mula kejadian tersebut. Minggu pagi, keluarganya bertolak ke Cilacap menggunakan mobil Elf milik tetangganya, Eko. Keluarga tersebut memang terpaksa menyewa mobil Elf tetangganya karena memang yang jadwalnya kosong hanya milik Eko tersebut.

"Di sini itu ada beberapa sopir travel dan sering bawa Elf, tetapi yang kebetulan kosong ya hanya itu. Ini kan liburan, jadi susah nyari armada," ujarnya.

Keluarga mbah Saginem memang menyewa Elf tersebut sekaligus bersama sopirnya. Namun sopir sebenarnya adalah teman laki-laki dari Nova Yunita (22), perempuan yang mengemudikan Elf tersebut saat terlibat kecelakaan.

Saiman menuturkan, awalnya tidak ada firasat yang ia rasakan saat berangkat ke Cilacap. Lantaran kendaraan yang ditumpanginya juga tak melaju terlampau kencang hingga ke SPBU di Timur Terminal Giwangan Yogyakarta.

"Saat di SPBU itulah, Nova mengambil alih kemudi Elf tersebut. Padahal sudah dilarang," paparnya.

Baca Juga: Bebaskan Titik Ngalang-Tawang, Pemkab Gunung Kidul Habiskan Rp105 Miliar

Usai mengisi BBM, perasaan tidak nyaman mulai menghinggapi Saiman dan penumpang lainnya. Sebab, kendaraan Elf yang dikemudikan oleh Nova melaju dengan kecepatan tinggi. Puncaknya ketika memasuki jalan Daendels, Nova memacu kendaraannya dengan kecepatan cukup tinggi.

Load More