Spanduk penolakan dipasang di sekitar pabrik pengolahan batu pasir di Dusun Butuh, Desa Bawukan, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. - (SUARA/Baktora)
"Kami tak mempermasalahkan warga yang ingin usaha. Namun jangan sampai mengganggu lingkungan masyarakat. Jika pabrik itu tetap dibangun, warga menolak dan meminta pindah dari lokasi yang sekarang," jelas Eko.
Pihaknya mengungkapkan bahwa persoalan ini masih dikaji lebih lanjut di tingkat Kecamatan Manisrenggo.
Pabrik pengolahan batu pasir sendiri terletak di Dusun Butuh, Desa Bawukan, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Pihak pembangun sudah menutupi lokasi dengan seng. Sejumlah alat berat sudah tersedia di lokasi setempat dan siap beroperasi.
Atas penolakan tersebut, beberapa spanduk terbentang di sekitar lokasi. Di spanduk tersebut tertulis "Stop Penggunaan Stone Crusher, Jangan Ganggu Ketenangan Lingkungan Kami."
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
5 Rekomendasi Hotel di Penang yang Dekat dengan RS Gleneagles
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak
-
UII Pasang Badan Bela Aktivis: 'Kami Tolak Perburuan Dalang Kerusuhan, Ini Pembungkaman!
-
'Kuburan Demokrasi' Dibuat di UII: Mahasiswa Geram, Tuntut Pembebasan Paul dan Aktivis Lain
-
Dari Lorong Sempit Jadi Ladang Rezeki: Kisah Emak-Emak Rejosari Ubah Kampung Jadi Produktif di Jogja