SuaraJogja.id - Sebanyak enam siswi SD yang menjadi korban tindak pencabulan oleh oknum guru berinisial S (48) bakal mendapat pendampingan untuk pemulihan psikis. Pasalnya, akibat tindakan yang dilakukan oknum guru bersatus Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut korban mengalami trauma.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Halim Sutono menyebut bahwa pemulihan para korban bakal dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT).
"Tentunya sudah ada UPT yang akan mendampingi pemulihan para korban ini. Saya rasa dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2KB) terdapat UPT yang menanganinya. Jadi masalah pemulihan korban (anak-anak) bukan dari kami," ungkap Halim saat ditemui usai Pelantikan Pejabat Pratama di Pendopo Parasamya, Komplek Kantor Bupati Sleman, Selasa (7/1/2020).
Halim menerangkan bahwa Disdik Sleman tetap memperhatikan korban yang mengalami trauma atas kasus yang terjadi.
"Jadi sudah ada pendampingan psikolog yang dilakukan di puskesmas serta UPT di kecamatan, artinya kami ikut memperhatikan pemulihan korban tersebut," katanya.
Halim menegaskan bahwa kasus ini jangan sampai terulang kembali. Dengan demikian pihaknya mengimbau kepada para ASN salah satunya guru untuk mematuhi aturan dan tak melanggar UU perlindungan anak.
"Ya kami sampaikan semua kepada guru baik dari jenjang PAUD, SD dan SMP selalu berhati-hati saat bertugas dan UU perlindungan anak harus mereka pahami agar tak dilanggar," ungkapnya.
Sebelumya diberitakan, Kepolisian Resor Sleman menangkap oknum guru berinisial S yang diduga melakukan tindakan pencabulan terhadap enam siswi SD di Seyegan. Tindakan tersebut dia lakukan pada Juli 2019 di sebuah ruangan UKS Sekolah dan 13 Agustus 2019 di Bumi Perkemahan Mororejo, Tempel, Sleman.
Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polres Sleman, Iptu Bowo Susilo menyebut bahwa pelaku terancam hukuman pidana paling lama 15 tahun dan paling singkat lima tahun.
Baca Juga: Oknum ASN di Sleman Terjerat Kasus Pencabulan, Ini Reaksi Bupati Sleman
"Pelaku S dikenai pasal 82 ayat 1 dan 2 junto pasa 76 e UU RI nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Pelaku ini juga berstatus ASN sehingga terancam mendapat hukuman yang lebih berat," kata Bowo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Filosofi Jersey Anyar Persija Jakarta: Century Od Glory, Terbang Keliling JIS
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
Terkini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!
-
Gertak Balik! Sahabat Jokowi Geram Dituduh Settingan, Ungkap Sudah Diperiksa Polisi
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Masih Sakit, Jokowi Paksakan Diri ke Reuni UGM: Kalau Nggak Datang Nanti Rame Lagi!
-
Tiba di UGM, Jokowi Tebar Senyum di Reuni Guyub Rukun, Nostalgia di Tengah Badai Ijazah Palsu