SuaraJogja.id - Tindak penganiyaan tanpa motif atau yang belakangan dikenal dengan sebutan klitih di wilayah DI Yogyakarta kembali ramai diperbincangkan di awal 2020. Sejumlah wilayah di kawasan Kabupaten Sleman pun masuk daerah yang rawan aksi tersebut.
Menanggapi sejumlah aksi klitih tersebut kepolisian membeberkan sejumlah fakta. Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Rudy Prabowo menyebut meski tindakan tersebut dilakukan tanpa motif, sebenarnya ada keinginan pelaku untuk menunjukkan eksistensi.
"Memang bisa dikatakan tanpa motif, tapi sebenarnya mereka ini mencari eksistensi untuk dirinya, massa dan untuk gengnya sendiri serta juga untuk lawannya. Jadi bisa dikatakan itu ada motif sebenarnya," kata Kasat Reskrim ditemui di Mapolres Sleman, Kamis (8/1/2020).
Ia tak menampik jika aksi para pelaku dimulai dari sebuah geng remaja. Sehingga dasar untuk melakukan sebuah tindakan seolah-olah untuk menjukkan jati dirinya.
Baca Juga: Marak Klitih, Polres Sleman Beri Perhatian Khusus
"Perkumpulan anak-anak (geng) ini kan pasti ada di tiap sekolah. Misal geng sepeda, basket dan kumpulan anak remaja lainnya. Bisa jadi ada geng anak-anak (nakal) yang tidak ter-blow up dan ingin dikenal," kata dia.
Rudy menjelaskan bahwa penyuluhan dari bidang pembinaan masyarakat bakal dilakukan kepada anak atau sekolah-sekolah yang disinyalir terdapat geng-geng tersebut.
"Binmas sudah jalan, Babhinkamtibmas juga jalan. Selain itu (binmas) akan menyasar ke sekolah-sekolah yang diidentifikasi ada (geng anak nakal). Jadi kami berikan pengertian dan penyuluhan apa dampaknya (melakukan penganiayaan)" ungkap Rudy.
Pihaknya melanjutkan bahwa hal tersebut bakal berimbas kepada diri remaja, seperti kehilangan hak-haknya.
"Pengertian ini kami berikan agar mereka tidak menyesal karena melakukan tindakan negatif itu. Jadi ketika terlanjur melakukan, mereka akan kehilangan hak-haknya, seperti sulit mengurus SKCK misalnya sulit mengurus sekolahnya bisa saja," ungkap Rudy.
Baca Juga: Sulit Ungkap Pelaku, Kasus Molotov Gamping Masuk Prioritas Polres Sleman
Lantaran pelaku penganiayaan didominasi anak-anak, Rudy meminta peran pro aktif dari para orangtua.
Berita Terkait
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
-
Tantangan Terbuka Hokky Caraka untuk Wataru Endo: Saya Ingin Tahu!
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir
-
Kasus Jual Beli Bayi Terbongkar di Kulon Progo, Pelaku sudah Beraksi Belasan Kali