SuaraJogja.id - Kawasan wisata Malioboro tak dimungkiri masih jadi pilihan utama bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Namun, kawasan tersebut bakal punya pesaing, yakni kawasan wisata di daerah Kotabaru.
Ya, seperti dilansir dari harianjogja.com, Lurah Kotabaru, Supardi, mengatakan wilayah tersebut memiliki daya tarik wisata khususnya sejarah yang tak kalah dengan Malioboro.
Hal tersebut akan menjadi branding Kotabaru yang akan diangkat ke publik. Seperti peristiwa bersejarah Serangan Kotabaru di Kompi Kotabaru yang diperingati setiap 7 Oktober. Begitu pula Masjid Syuhada, Gereja HKBP dan Gereja Kotabaru yang memiliki sejarah panjang.
Ia juga menuturkan di Kotabaru memiliki potensi wisata berbasis masyarakat, yakni Festival Kampung Lampion yang digelar di RW 18. Di festival tersebut, kampung dihias sedemikian rupa dengan cat dan lampion, lengkap dengan sejumlah spot swafoto.
Baca Juga: Diduga "Nuthuk", Tukang Parkir Taman Sari Jogja Ini Buat Wisatawan Geram
"Festival ini juga didukung berbagai gelaran seni dari warga," katanya, kemarin.
Pada Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan (Musrenbangkel) Kotabaru 2020, wisata menjadi salah satu fokus pembangunan selain pemberdayaan masyarakat dan fasilitas umum.
Dengan total anggaran sebesar Rp783 juta, ada empat prioritas program, meliputi peningkatan keterampilan, pengetahuan dan kesehatan masyarakat; melestarikan budaya yang berkembang di masyarakat; mendorong peran masyarakat dalam mendukung Kota Jogja sebagai kota wisata yang berbudaya; serta menciptakan kawasan pancatertib.
"Sinergi dengan Pemkot Jogja dalam peningkatan infrastruktur dan perekonomian berbasis pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu program yang akan dijalankan untuk pariwisata ini adalah pelatihan pemandu wisata bagi warga Kotabaru," kata dia.
Di sektor pemberdayaan masyarakat, pihaknya melanjutkan program Pemkot yang telah terlaksana pada 2019, seperti kampung sayur dan lele cendol.
Baca Juga: Awak Bus Jogja-Wates Lakukan Aksi Mogok Gegara Seorang Sopir Ugal-ugalan
"Kampung sayur semakin terasa manfaatnya seperti sekarang saat harga cabai naik. Lele cendol kami kembangkan yang tahun lalu baru ada 14 kolam, menjadi 48 kolam," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Penikmat Manis Merapat! Ini 4 Cafe Dessert di Jogja yang Enak dan Aesthetic
-
Prediksi Besaran Upah Minimum Jogja 2025 dan Tanggal Penetapannya
-
Night Drive Maut Mahasiswa di Jogja, Dari Buka Celana Sampai Berakhir di Penjara
-
Arjuna Apartment Dukung Ngayogjazz, Sinergikan Budaya Lokal dan Modernitas
-
Kronologi 'Nyuwun Sewu' Keraton Jogja Gugat PT KAI Seribu Perak
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Saling Lapor Jelang Coblosan di Pilkada Sleman, Dugaan Money Politic hingga Kampanye saat Masa Tenang
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan
-
3,9 Juta Penumpang Nikmati KA Subsidi, Libur Nataru Diprediksi Melonjak
-
Gelar Aksi di Gedung Dewan, Gabungan Rakyat Gunungkidul Tuntut Anggota DPRD Terlibat Video Tak Senonoh Dinonaktifkan
-
Belum Mendapat Informasi Lanjutan Soal Kepulangan Mary Jane, Keluarga Khawatirkan Hal Ini