SuaraJogja.id - Program penanganan penyebaran penyakit Antraks di wilayah Gunungkidul mengalami kendala. Inovasi program kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan wilayah ini tak bisa banyak dilakukan lantaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Kesehatan baik fisik maupun non fisik tahun ini mengalami penurunan jumlahnya.
Kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan disebut-sebut membuat keuangan Kabupaten Gunungkidul semakin berat. Sehingga program-program dadakan dalam penanggulangan penyakit yang timbulnya juga tiba-tiba tak bisa dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Priyanta mengungkapkan, penyakit anthraks ini memang sesuatu yang baru bagi Dinas Kesehatan. Pihaknya belum membuat program untuk mengatasi ataupun menanggulangi penyakit ini karena selama ini pihaknya terfokus mengatasi penyakit yang biasanya muncul di wilayah ini.
"Terus terang ini (antraks) sesuatu yang baru. Biasanya kita punya program untuk Demam Berdarah dan Lepstospirosis. Dengan anggaran yang jumlahnya turun, inovasi untuk penanggulangan penyakit antraks juga terbatas," ujarnya.
Baca Juga: Ahli UGM: Gunungkidul Kawasan Kapur, Spora Antraks Lebih Betah Hidup
Pasalnya, di saat DAK Kesehatan baik fisik dan non fisik mengalami penurunan, namun di satu sisi anggaran untuk menutup iuran bagi Peserta Bantuan Iuran (PBI) bagi keluarga tidak mampu tahun ini mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat dibanding dengan sebelumnya. Tahun ini anggaran untuk iuran BPJS Kesehatan bagi keluarga penerima manfaat mencapai Rp 80 miliar.
Ia menyebut, tahun lalu pemerintah Kabupaten sudah mengeluarkan anggaran Rp 54 miliar untuk menutup iuran kepesertaan BPJS Kesehatan kelas III dari PBI. Di mana total ada 156 ribu jiwa yang harus ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten untuk iuran BPJSnya.
"Jadi tahun ini anggaran kita untuk iuran BPJS juga naik,"tuturnya.
Padahal, lanjutnya, tahun ini Dana Alokasi Khusus (DAK) Kesehatan untuk Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan. DAK Kesehatan baik Fisik maupun nonfisik mengalami penurunan sehingga beberapa program terpaksa harus ditunda pelaksanaannya atau bahkan ditiadakan dengan mempertimbangkan skala prioritas.
Di antara yang tertunda adalah program rehabilitasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang sebelumnya dinilai sudah tidak layak lagi sehingga perlu perbaikan. Awalnya, ada 4 Puskesmas yang harus direhab dan satu diantaranya harus dibangun dari awal karena dinilai sudah tidak layak lagi untuk melayani masyarakat.
Baca Juga: Gunungkidul KLB Antraks, Setop Sembelih Hewan Sakit atau Mati Mendadak!
"4 Puskesmas ini tersebar di beberapa kecamatan. Harus kita rehab, tetapi karena jumlah DAK yang kita terima turun maka terpaksa harus kita tunda. Tahun 2021 mungkin,"terangnya.
Berita Terkait
-
Jelang Hari Raya Idul Adha, Kenali Ciri-Ciri Hewan Kurban Terinfeksi Bakteri Antraks
-
Antisipasi Penyebaran Antraks Meluas, Kementerian Pertanian RI Lakukan Vaksinasi di Gayamharjo Prambanan Sleman
-
Cegah Penyebaran Antraks, Kemenkes Koordinasi dengan Kementan: kalau Ada Bakteri Harus Dibakar
-
Cermati Ciri-ciri Antraks pada Sapi dan Manusia, Penyakit Ternak Mewabah di Jogja
-
Geger Penyakit Antraks Tewaskan 3 Orang Di Gunung Kidul, Guru Besar FKUI Angkat Bicara
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini
-
Pakar hukum UGM Usul Bawaslu Diberi Kewenangan seperti KPK
-
Ini Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak