SuaraJogja.id - Puluhan warga geruduk Balai Desa Serut, Kecamatan Gedangsari Gunungkidul. Mereka mempertanyakan proyek Sarana Air Bersih di desa tersebut yang tak ada realisasinya. Padahal proyek tersebut dianggarkan di tahun 2017 dan sudah ada laporan pertanggungjawabannya dari Tim Pelaksana Kegiatan (TPK).
Perwakilan warga, Zainurahman mengatakan, kehadiran warga ke Balai Desa karena ada indikasi korupsi yang dilakukan oleh Kepala Desa Serut berkaitan dengan proyek pembangunan sarana air bersih di Dusun Wangon dan Dawung senilai Rp100 juta. Proyek tersebut telah dianggarkan di tahun 2017 dari Dana Desa tahun tersebut.
Namun setelah 3 tahun lebih ternyata program tersebut sama sekali belum ada. Mereka heran karena ternyata program tersebut kembali muncul dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes) Serut di tahun 2020. Namun setelah ditelusuri ternyata program pembangunan sarana air bersih di desa tersebut sudah terealisasi.
"Ternyata sudah ada Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan program tersebut di tahun 2017. Padahal proyeknya sama sekali tidak ada,"ujarnya, Senin (20/1/2020).
Baca Juga: Pemkab Gunungkidul Berencana Tata Pantai Baron, Tiga Warga Tolak Ganti Rugi
Warga lantas mempertanyakan ke mana uang Rp 100 juta yang telah dialokasikan di tahun 2017 untuk pembangunan sarana air bersih tersebut. Karena warga merasa di tahun 2017 hingga 2019 kemarin, sama sekali belum ada pembangunan sarana air bersih, seperti sumur bur. Warga menduga ada penyelewengan yang dilakukan oleh jajaran aparat desa.
Ketika ditanya baik-baik, Kepala Desa justru marah dan menyatakan jika dana tersebut sudah dicairkan ke TPK masing-masing dusun. Sehingga warga diminta untuk menanyakan ke TPK-TPK masing-masing yang diketuai oleh Kepala Dusun masing-masing. TPK sendiri sejatinya merupakan bentukan dari pemerintah Desa untuk memperlancar pelaksanaan program dari desa.
"Kalau TPK bentukan desa, berarti kepala Desa harus bertanggungjawab," tandasnya.
Warga sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polda DIY tanggal 15 Januari 2020 yang lalu. Warga berharap agar polisi menindaklanjuti dugaan korupsi yang dilakukan oleh kepala desa tersebut. Karena pembangunan sarana air bersih tersebut sangat penting perannya bagi masyarakat.
Setidaknya ada 400 kepala keluarga yang bergantung pada sarana air bersih di dua dusun tersebut. Terlebih ketika musim kemarau, karena warga harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan mereka. Padahal untuk membeli air bersih mereka harus merogoh kocek sebesar Rp 160 ribu hingga Rp 250 ribu pertanki.
Baca Juga: Gelombang Laut Tinggi, Tiga Kecelakaan Laut Terjadi di Gunungkidul
"Ada warga yang membeli sampai 15 tanki,"tambahnya.
Berita Terkait
-
Serem! Video Ulat Jati 'Kuasai' Jalanan Gunungkidul, Benarkah Musim Ulat Tiba?
-
Viral! Pemotor 'Bersenjata' di Gunungkidul Dikira Klitih, Ternyata Musuhnya Ulat Jati
-
Lekat dengan Sutrisna Wibawa, dari Kariernya di Dunia Pendidikan hingga Terjun ke Politik
-
Ratusan Ojol Demo di Patung Kuda, Sampaikan Segala Keresahan Mulai dari Suspend hingga Potongan Tarif
-
Ribuan Ojol Bakal Demo di Dekat Istana, Gojek Pastikan Layanan Berjalan Normal
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Rekomendasi Film Bioskop Akhir Pekan November 2024: Ada Horor, Aksi, dan Drama!
-
Heboh Kabar Prabowo Dihina Media Asing, Gegara Ngemis Bertemu Donald Trump?
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
Terkini
-
Kasus Korupsi BUMN Marak, PT KAI Kelola Sistem Manajemen Anti Penyuapan
-
Persentase Kemiskinan Tertinggi di Jawa, DPRD Desak Pemda DIY Maksimalkan Pemanfaatan Danais
-
Jelang Laga Penting di Kandang, Sejumlah Penggawa PSIM Yogyakarta Tengah Didera Sakit
-
Dinsos PPPA Kulon Progo Bentuk Desa Ramah Perempuan dan Anak
-
Tak Persoalkan Sayembara Harun Masiku, Pukat UGM Justru Soroti Pekerjaan Rumah KPK