SuaraJogja.id - Keberagaman budaya merupakan salah satu daya tarik yang menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi wisata, di antaranya China dan Jawa, yang berbaur dalam arsitektur Kelenteng Fuk Ling Miau. Menjelang Tahun Baru Imlek 2020, yuk ikuti Guideku.com berkunjung ke kelenteng bersejarah itu.
Memasuki halaman Kelenteng Fuk Ling Miau, kami dibuat takjub oleh arsitektur bangunan yang begitu megah. Sekilas jika dilihat lebih dekat, Kelenteng Fuk Ling Miau, atau yang lebih dikenal dengan Kelenteng Gondomanan, mengolaborasikan arsitektur bergaya China dan Jawa.
Patung Dewa serta gambaran alam yang memenuhi dinding-dinding di Kelenteng Fuk Ling Miau ini menjadi ciri khas wujud dari arsitektur bergaya China. Sementara, arsitektur bergaya Jawa sendiri dapat kami lihat pada atap-atap dan berwujud ukiran sepasang naga langit, lengkap dengan kombinasi cat berwarna kuning merah.
Memasuki halaman depan, kami disambut seorang pengurus Kelenteng Fuk Ling Miau yang kebetulan baru saja datang. Ia adalah Ibu Bik Ming, yang dengan ramah mengajak kami berkeliling mengenal lebih dekat segala hal yang ada di Kelenteng Fuk Ling Miau.
Sejarah Kelenteng Fuk Ling Miau
Ketika ditanya soal sejarah dari Kelenteng Fuk Ling Miau, Ibu Bik Ming mengatakan bahwa tempat ibadah penganut Konghucu ini telah berusia lebih dari 200 tahun lamanya.
"Ya, jadi Kelenteng Gondomanan ini usianya sudah lebih dari 200 tahun, dan dahulu merupakan hadiah dari Sultan Hamengku Buwono (HB) II," sebut wanita paruh baya yang masih semangat dan dengan senang hati menjelaskan ketika kami bertanya.
Konon katanya, dahulu vihara sekaligus kelenteng ini didirikan tak jauh dari Keraton oleh Sultan HB II sebagai hadiah untuk permaisuri dari China.
Dirinya menjelaskan, arti dari Kelenteng Fuk Ling Miau ini sendiri adalah tempat ibadah dengan keberkahan yang tak terhingga.
Baca Juga: 5 Berita Hits Bola: Bedanya Timnas U-19 Sekarang di Mata Alfeandra Dewangga
"Jadi kalau dijabarkan, Fuk itu artinya berkah, Ling tak terhingga, kemudian Miau sendiri sebenarnya kelenteng," imbuh Bik Ming.
Satu hal yang begitu unik dan tak dapat ditemukan di tempat lain, usut punya usut, Kelenteng Gondomanan ini terbagi menjadi tiga tempat peribadatan.
Yang pertama yakni Kelenteng Fuk Ling Miau untuk umat Konghucu. Kemudian, di bagian belakang terdapat vihara Budha Prabha untuk umat Budha. Lalu, yang terakhir, di bagian samping terdapat ruangan khusus untuk umat yang menganut Taoisme atau agama Tao.
Kelenteng Fuk Ling Miau sendiri memiliki tuan rumah, yakni Dewa Amurwa Bumi. Banyak wisatawan, khususnya dari China serta Taiwan, yang meminta perlindungan kepada Dewa Amurwa Bumi ketika berkunjung ke Yogyakarta.
Sambil menuju altar utama, di dekat tempat Dewa Amurwa Bumi berada, kami diperlihatkan tiang pagar berjajar delapan.
Bik Ming kembali menjelaskan, berdirinya pagar atau saka guru tersebut memiliki arti bahwa Kelenteng Fuk Ling Miau dilindungi oleh delapan dewa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
BRI Sahabat Disabilitas Dorong Kemandirian Difabel di Sektor UMKM
-
PORTA by Ambarrukmo Sajikan Kehangatan Natal dan Tahun Baru Bertemakan "Starry Christmas"
-
Pakar UGM: Prioritaskan Kebutuhan Dasar dan Dukungan Psikososial Penyintas Banjir Sumatera
-
Natal dan Tahun Baru di Ambang Ketidakpastian: Sopir Bajaj Yogyakarta Terjepit Aturan Abu-Abu
-
Wali Kota Yogyakarta Wanti-Wanti Soal Korupsi: Sistem Canggih Tak Ada Gunanya