SuaraJogja.id - Demi mencegah persebaran antraks, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul melakukan vaksinasi dan memberi antibiotik terhadap 11.616 hewan ternak di tiga kecamatan yang terpapar antraks.
"Saat ini, fokus pemberian vaksin dan pemberian antibiotik di tiga kecamatan yang terpapar antraks supaya tidak meluas," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto di Gunungkidul, Selasa (21/1/2020).
Bambang mengatakan, pemberian antibiotik dibagi dalam dua zona, yakni zona merah dan zona kuning.
Zona merah ditetapkan pada Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, dengan jumlah sapi sebanyak 579 ekor dan kambing 1.458 ekor.
Baca Juga: Usai Nikahi Nabila Faisal, Marcell Darwin : Bahagia Banget
Sementara itu, zona kuning salah satunya berada di Desa Sidorejo, Ponjong. Antibiotik dan vaksin diberikan terhadap 2.500 ekor sapi dan 2.000 ekor kambing di sana. Desa Dapayu, Kecamatan Semanu juga ditetapkan sebagai zona kuning, dan antibiotik serta vaksin diberikan terhadap 335 ekor sapi dan 803 ekor kambing.
Zona kuning berikutnya adalah Desa Semanu dan Desa Ngeposari, Semanu. Di Semanu ada 825 ekor sapi dan 1.805 ekor kambing yang divaksin dan diberi antibiotik, sedangkan Ngeposari 552 ekor sapi dan 759 ekor kambing.
"Setelah dilakukan pemberian antibiotik, dua minggu setelahnya baru diberikan vaksin. Setelah dua puluh hari dari pemberian vaksin, hewan baru boleh keluar dari lokasi endemis," jelas Bambang, dikutip dari Antara.
Pihaknya, kata Bambang, juga mengajukan anggaran vaksin, obat-obatan, alat pelindung diri, termasuk Komunikasi Informasi Dan Edukasi (KIE). Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan pengaturan lalu lintas ternak supaya hewan di lokasi endemik tidak keluar terlebih dahulu untuk sementara.
"Jadi dari data kami sejak Desember, yang terpapar hanya di Dusun Ngrejek," terang Bambang.
Baca Juga: Wakaf Saham Incar Investor Berbasis Syariah
Ia mengatakan, DPP juga akan membangun kolam pembersihan yang berisi disinfektan di dua pasar hewan besar, yakni Siyono dan Semanu. Kolam ini diharapkan bisa meminimalisasi penyebaran bakteri antraks dan penyakit hewan lainnya.
Berita Terkait
-
Dari Sapi Hingga Ikan: KPK Usut Penyimpangan Dana Hibah di Dinas Peternakan Jatim
-
Terkait Korupsi Dana Hibah, KPK Temukan Kejanggalan dalam Pengadaan Hewan Ternak di Jatim
-
Tim Dosen Paramedik IPB Beri Pengobatan Cacingan dan Vitamin pada Hewan Ternak di Kelurahan Mulyaharja
-
Darurat Cacar Monyet, Berikut Gejala dan Cara Pencegahannya
-
Berapa Biaya Imunisasi Anak di Rumah Sakit Swasta? Cek Daftarnya di Sini!
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Harga Emas Antam Meroket! Naik Rp14.000 per Gram Hari Ini
Terkini
-
Dari Sumur Bor hingga Distribusi Pupuk, Harda-Danang Siapkan Jurus Atasi Krisis Pertanian di Sleman
-
Jagung dan Kacang Ludes, Petani Bantul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini