SuaraJogja.id - Menyebut nama Kampung Ketandan, pertama kali hal yang melintas di kepala yakni perkampungan pecinan.
Tapi, meski dekorasi khas Tionghoa sepintas memang tampak mendominasi, Kampung Ketandan rupanya lebih dari sekadar pecinan.
Menurut Tjundoko, Ketua RW setempat, Kampung Ketandan lebih tepat disebut sebagai pecinan peranakan.
Hal ini dikarenakan orang-orang yang tinggal di Ketandan sebenarnya adalah peranakan, hasil dari perkawinan dan akulturasi dua budaya.
Baca Juga: ASITA Khawatir Wabah Virus Corona Wuhan Ganggu Pariwisata Jogja
Orang-orang Tionghoa sendiri diperkirakan sudah ada di Nusantara sejak lebih dari 1.000 tahun silam. Meski kerap disebut pendatang, namun sesungguhnya mereka sudah berakulturasi dengan budaya sekitar.
"Inilah yang harus dipahami. Kenapa saya sampaikan ini, kenapa kita berbicara peranakan, karena kita sudah berakulturasi," jelas Tjundoko dalam wawancara bersama Guideku.com.
Bukti-bukti akulturasi antara budaya Tionghoa dengan budaya lain memang dapat ditemukan jelas di Ketandan. Di sini, aneka bangunan yang memiliki perpaduan gaya Tionghoa, Jawa, dan Eropa bisa ditemukan.
Begitu pula halnya dengan penduduk di Kampung Ketandan. Salah satu nama yang legendaris adalah Tan Jin Sing.
Tan Jin Sing adalah Kapitan Tionghoa yang beragama muslim dan dulunya memiliki rumah di area Kampun Ketandan.
Baca Juga: Ramai Virus Corona, Sultan Komentar Soal Kunjungan Turis China ke Jogja
Dari Kampung Ketandan dan sosok Tan Jin Sing inilah, kita bisa belajar untuk lebih menghargai berbagai macam suku dan kebudayaan yang ada di Indonesia.
"Ini pesan untuk generasi muda Indonesia. Namanya Indonesia kan berbagai macam suku, bahasa, dan ras. Dengan setiap perbedaan kita bisa bersatu, jangan sampai dipecah-belah," ujar Tjundoko.
"Jangan sampai mindset masyarakat menganggap kita ini (orang Tionghoa) hanya pendatang, tidak ada jasa, hanya pedagang, itu keliru."
Tak hanya itu, Kampung Ketandan juga memiliki berbagai aspek kebudayaan yang masih bisa diperkenalkan kepada wisatawan.
"Inilah yang membuat saya yakin memperkenalkan budaya Kampung Ketandan. Kita tahu ada satu hal yang luar biasa dari sejarah Kampung Ketandan sendiri, bahwa di sini terjadi akulturasi budaya," lanjut Tjundoko.
"Supaya generasi muda tahu jika sejarah Kampung Ketandan sangat luar biasa, dalam hal kebangsaan, dengan perbedaan yang ada bisa bersama."
Salah satu acara yang diselenggarakan untuk memperkenalkan budaya pecinan peranakan di Ketandan sendiri hadir dalam bentuk Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY).
Digelar setiap tahun, PBTY tahun ini akan menjadi acara yang ke-15. Rencananya, PBTY 2020 akan digelar tanggal 2-8 Februari 2020.
Nantinya, Kampung Ketandan pun akan menjadi lokasi utama tempat Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta diselenggarakan.
Berita Terkait
-
Vanessa Zee Menghidupkan 'Sesuatu di Jogja' dengan Gaya Berbeda
-
Si Dia yang Jasadnya Diinjak-injak Sampai Kiamat di Jogja
-
Operasi Keselamatan 2025 Jogja: Titik Lokasi, Jadwal dan Jenis Pelanggaran
-
Vandalisme 'Adili Jokowi' Bermunculan di Jogja, Polisi Buru Pelaku
-
Lirik Lagu Diva Hani Koyo Jogja Istimewa dan Artinya, Video Covernya Viral
Terpopuler
- 3 Wakil AFF di Piala Asia U-20 2025: Dua Gugur, Satu Lolos ke Perempatfinal
- Tiba di Bali, Cristiano Ronaldo: Love It, Terima Kasih Pak Presiden
- Mengunjungi Gunung Parung yang Diklaim Punya Firdaus Oiwobo, Warga Lokal Bilang Begini
- Komika Mongol Singgung Moral di Hadapan Gibran, Warganet: Contoh Nyata lagi Duduk di Depan
- Danantara Trending, Opini Lawas Dahlan Iskan Beredar
Pilihan
-
Gratispol Rudy-Seno Diapresiasi, Tapi Fasilitas Pendidikan 3T Tak Boleh Dikesampingkan
-
Di Tengah Efisiensi Anggaran, Pemkab PPU Utamakan Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur IKN
-
Berau Terancam Puting Beliung, BPBD Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
4 Rekomendasi Laptop Gaming RTX 4060 di Bawah Rp 20 Juta, Terbaik Februari 2025
-
Gagal Total di Piala Asia U-20 2025, Indra Sjafri Singgung Prestasi Juara AFF
Terkini
-
Lelaki Tak Dikenal Tenggelam di Sungai Opak, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian
-
Resmi Dilantik, Harda Kiswaya dan Danang Maharsa Siap Junjung Tinggi Hak Rakyat Sleman
-
Prabowo Lantik 961 Kepala Daerah, DPR RI Ingatkan Jaga Integritas, Jangan Korupsi
-
Hasto Kooperatif Penuhi Panggilan KPK, Singgung Pelanggaran HAM dan Transparansi
-
Kabinet Gemoy Dikritik, Massa Aksi Indonesia Gelap Bakar Water Barrier di Depan Istana Kepresidenan Jogja