Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 28 Januari 2020 | 15:08 WIB
Kondisi hunian tetap alias huntap di Padukuhan Dugo yang selama ini dihuni para warga miskin terbengkalai, Selasa (28/1/2020). [Julianto / Kontributor]

Widodo, 50, warga yang juga tinggal di Huntap tersebut mengatakan, Huntap Desa Kumenanti yang merupakan program Kemensos ini ditujukan untuk gelandangan dan pengemis seperti dirinya. Awalnya banyak rekan senasibnya menolak program tersebut karena berbagai alasan. Namun setelah pemerintah berjanji akan memberikan fasilitas dan juga Jadup selama 3 tahun sehingga mereka banyak yang bersedia tinggal di Huntap tersebut.

"Tetapi kenyataannya janji pemerintah tidak banyak yang terealisasi. Padahal tujuan awal kami ada di sini biar mandiri, tidak jadi pemulung dan pengemis lagi,"ujarnya.

Huntap Desaku Menanti dibangun sejak tahun 2015 yang lalu. Sejak selesai dibangun, bangunan tersebut sempat mangkrak 1 tahun karena tidak ada penghuninya sebelum Mujinah dan kawan-kawan datang ke tempat tersebut. Dalam 3 tahun terakhir, jumlah penghuninya terus berkurang.

Saat komisi D DPRD DIY datang, nampak beberapa bangunan terbengkalai, sedangkan cat dinding mulai terkotori oleh tanah merah akibat percikan air hujan yang berangsur mengenai dinding. Ruangan yang tampak kotor, dan beberapa pintu dipalangi dengan kayu.

Baca Juga: Lagi, Seorang Warga Gunungkidul Positif Antraks

Akses jalan menuju ke kawasan tersebut cukup sulit karena terjal dan berlubang. Tak ada akses yang baik untuk memasuki kawasan huntap jika dari arah Dusun Dugo.

"Padahal dulu awalnya aksesnya bagus. Tetapi karena tidak ada pemeliharaan maka jadi rusak,"tukasnya.

Kontributor : Julianto

Load More