Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 30 Januari 2020 | 17:27 WIB
Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tertahan di Yunnan, China. Hingga Kamis (30/1/2020), keduanya belum bisa pulang ke tanah air karena akses transportasi ditutup untuk menghindari penyebaran virus Corona Wuhan. - (ist)

SuaraJogja.id - Dua dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) hingga saat ini tidak bisa pulang dari China. Dua dosen yang menjadi mahasiswa doktoral di Chongqing dan Kunming, Yunnan tersebut, bersama sekitar 90-an mahasiswa Indonesia lainnya, masih harus bertahan di negara tersebut karena ada pembatasan keluar-masuk dari pemerintah setempat.

Padahal di Chongqing, ada 132 pasien terinfeksi virus Corona Wuhan. Sedangkan di Yunnan ada 26 pasien positif Corona.

“Kami masih bertahan tinggal di China,” ujar salah seorang dosen UAD di Yunnan Agricultural University, Adhita Sri Prabakusuma, dalam keterangan tertulisnya yang dikirim ke kampus UAD, Kamis (30/1/2020).

Menurut Adhita, pemerintah China telah memberikan instruksi kepada kampus-kampus maupun pusat-pusat pelayanan publik untuk sigap menangani penyebaran virus Corona Wuhan. Pihak pemerintah lokal telah menutup banyak akses transportasi antarkota dan memperketat pemeriksaan kesehatan orang yang keluar-masuk kota.

Baca Juga: Kelakar Susy Susanti Minta Sepeda ke Jokowi Dalam Perayaan Imlek Nasional

Rumah sakit lokal juga disiagakan untuk menerima pasien suspect Corona. Selain itu, pihak kampus juga memperketat arus keluar-masuk mahasiswa yang tinggal di asrama, membagikan masker standar, memeriksa suhu badan secara rutin, hingga menyediakan logistik di dalam kampus secara kontinu.

Kampus mendata semua perubahan kesehatan yang terjadi pada setiap mahasiswa internasional. Khusus untuk mahasiswa internasional yang tinggal di luar asrama, mereka diimbau untuk tetap berada di dalam apartemen, menjaga kebersihan, dan menghindari kontak dengan orang-orang di lokasi-lokasi terdampak.

“Kami diminta menghindari pusat-pusat keramaian untuk sementara waktu,” jelasnya.

Adhita menambahkan, mahasiswa yang tetap bertahan di China maupun masyarakat di Indonesia diimbau untuk tetap tenang dan lebih bijak dalam menerima serta menyebarkan konten-konten mengenai kasus outbreak di China ini. Di samping itu, mereka membutuhkan bantuan moral dan spiritual untuk bisa tetap kuat bertahan di China.

“Selain itu, dukungan dunia juga dibutuhkan oleh pemerintah China yang tengah bekerja dengan sangat keras untuk menanggulagi penyebaran virus ini,” imbuhnya.

Baca Juga: Bikin Kulit Glowing, Ini 4 Skincare yang Mengandung Soya Oil

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More