SuaraJogja.id - Maraknya kejahatan jalanan tanpa motif yang jelas, atau klitih, di Yogyakarta turut mencuri perhatian akun Twitter yang diduga milik Qzruh, geng legendaris di Jogja. Akun bernama @qzruh_jogja itu ikut memberi komentar dan imbauan soal klitih.
Di cuitan yang mengawali utasnya, akun dengan empat ribuan pengikut tersebut menyertakan tautan berita SuaraJogja.id soal konvoi yang dilakukan Forum Komunikasi Ormas dan Relawan (FKOR) Yogyakarta untuk mendesak Polda DIY supaya serius memberantas klitih.
Qzruh Jogja menambahkan, "Gali og ndemo klitih. Ramashook [Preman kok mendemo klitih. Enggak cocok] #DIYdaruratklitih."
Di barisan twit selanjutnya, akun Qzruh Jogja, geng yang mengalami masa kejayaan pada 1980 hingga 1990-an di Yogyakarta ini, mengungkapkan anggapannya bahwa klitih terus terjadi karena baik polisi, pemerintah, maupun masyarakat tak serius menanganinnya.
Baca Juga: 5 Tahun Kematian Akseyna, Keluarga: Ada Foto Pria Misterius di Danau UI
Menurut Qzruh Jogja, sebenarnya kampung yang berpotensi "memasok" pelaku klitih bisa dengan mudah disebutkan satu per satu dan dibuat daftarnya. Dari situ, kata Qzruh Jogja, bisa disusun peta kerawanan atau peta wilayah kejadian klitih.
"Ilustrasi: saya sambil ngetwit gini bisa bayangkan (hampir apal) beberapa blok kampung di sekitar sini dan tahu siapa-siapa genthonya [premannya], siapa-siapa yang anaknya masih remaja dan suka keluyuran, yang anaknya sudah dewasa, yang enggak srawung [bertegur sapa], dst. Hebat? Tidak! Karena Jogja itu pada dasarnya kampung, cuma besar. Orangnya saling terhubung. Pak RT, RW, Dukuh, Babin, apalagi pasti lebih tahu dan hafal," jelas Qzruh Jogja.
Mereka menambahkan, mobilitas warga, khususnya remaja, di Jogja masih mudah dikenali karena Jogja bukan kota besar, sekalipun diperluas sampai ke beberapa kecamatan di Kabupaten Sleman, seperti Gamping, Maguwo, Depok dan Mlati, serta Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Banguntapan, Kabupaten Bantul.
Menurut Qzruh -- kependekan dari Q-ta Zuka Ribut Untuk Hiburan, seberapa luas pun Yogyakarta, seluruh penduduknya saling mengenal, apalagi di desa-desa yang jauh dari pusat kota. Bukan itu saja, bagi mereka, pola pergaulan dan geng-geng anak sekolahan memudahkan penelusuran klitih.
"Pelaku klitih itu biasanya dari sekolah itu, itu, itu, dan itu. Ada kemiripan bahkan kesamaan, bisa dianalisis. Karakteristik dan potensi ini bisa menjadi modal untuk pencegahan," jelasnya.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Fosil Tengkorak Hiu Berumur 300 Juta Tahun
Dari yang mereka perhatikan, Qzruh Jogja yakin, tak lama lagi pelaku klitih akan berhenti melakukan aksinya dan masyarakat bisa hidung tenang, tapi hanya untuk sesaat.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Jogja Bab Getih dan Klitih, Ketika Kemanusiaan Tergerus Kekerasan
-
Seret Sajam Di Jalanan, Gibran Geram Siap Habisi Pelaku Klitih yang Tertangkap
-
Gibran Murka Siap Habisi, Pelaku Klitih yang Viral Seret Pedang di Jalan Ditangkap
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
-
Komnas HAM Sebut Polsek Kotagede dan Polsek Sewon Lakukan Pelanggaran HAM ke Tiga Pelaku Klitih Yogyakarta
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir