"Setelah 2-3 bulan orang sudah lupa lagi, kecuali si korban & keluarganya yang masih harus nanggung sakit & biaya. Setelah itu muncul klitih lagi. Opyak lagi, tenang lagi, klitih lagi, opyak lagi, gitu terus..." terangnya.
Untuk itu, Qzruh Jogja menilai, demo, eperti yang dilakukan FKOR, kurang efektif. Bagi mereka, pelaku klitih perlu mendapatkan "shock therapy".
"Rombongan Kang Ojol, Ormas, Driver OL, dsb ronda mubeng [keliling]! Pokmen [pokoknya] kalau ada remaja di atas jam 11 malam kok masih di jalan opo thethek [atau nongkrong] di pinggir jalan, langsung gebugi wae [gebuki saja]," tulis Qzruh Jogja.
Bahkan, mereka menyarankan supaya pelaku kekerasan juga diberi balasan yang sama dengan perlakuannya selama ini.
Baca Juga: 5 Tahun Kematian Akseyna, Keluarga: Ada Foto Pria Misterius di Danau UI
"Yo ben [biarain], kan katanya darurat (klitih). Kekerasan? Iya memang, tapi ini yang disebut kekerasan berkeadilan. Perlindungan anak? Mbelgedhes [omong kosong] orang tuanya pun enggak bisa mendidik dan mlindungi. Buktinya jam 11 malam remaja kok kluyuran," cuit Qzruh Jogja.
"Wis ngono wae [Sudah gitu saja]. Nek mencoba genepi 1 tahun [coba 1 tahun terapkan itu], biar regenerasi geng remaja terputus. Dijamin Jogja bebas klitih," tutupnya.
Diberitakan SuaraJogja.id sebelumnya, Kasatreskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo mengaku bahwa Kapolres Sleman AKBP Rizki Ferdiansyah telah membentuk tim khusus untuk menangani serta mencegah terulangnya penganiyaan yang dialami Enrico Kristianto (40), seorang driver ojol yang disabet senjata tajam oleh orang tak dikenal di Jalan Kabupaten, Gamping, Sleman, Sabtu (1/2/2020) dini hari ketika mengantar penumpang.
Rudy membeberkan sementara ini, pihaknya telah memfokuskan petugas untuk beroperasi di lokasi yang rawan tindak kejahatan.
"Terutama lokasi jalan sepi yang jarang dilalui kendaraan serta jalan yang minim penerangan. Melihat kejadian yang sebelumnya terjadi di Jalan Kabupaten, petugas juga akan memantau lokasi tersebut yang rawan tindak kejahatan jalanan," kata Rudy, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/2/2020).
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Fosil Tengkorak Hiu Berumur 300 Juta Tahun
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Jogja Bab Getih dan Klitih, Ketika Kemanusiaan Tergerus Kekerasan
-
Seret Sajam Di Jalanan, Gibran Geram Siap Habisi Pelaku Klitih yang Tertangkap
-
Gibran Murka Siap Habisi, Pelaku Klitih yang Viral Seret Pedang di Jalan Ditangkap
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
-
Komnas HAM Sebut Polsek Kotagede dan Polsek Sewon Lakukan Pelanggaran HAM ke Tiga Pelaku Klitih Yogyakarta
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir