Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 05 Februari 2020 | 09:20 WIB
Spanduk peringatan tentang aksi klitih di Jogja, Jumat (17/1/2020). [Uli Febriarni / Kontributor]

"Setelah 2-3 bulan orang sudah lupa lagi, kecuali si korban & keluarganya yang masih harus nanggung sakit & biaya. Setelah itu muncul klitih lagi. Opyak lagi, tenang lagi, klitih lagi, opyak lagi, gitu terus..." terangnya.

Untuk itu, Qzruh Jogja menilai, demo, eperti yang dilakukan FKOR, kurang efektif. Bagi mereka, pelaku klitih perlu mendapatkan "shock therapy".

Qzruh Jogja berkomentar soal klitih - (Twitter/@qzruh_jogja)

"Rombongan Kang Ojol, Ormas, Driver OL, dsb ronda mubeng [keliling]! Pokmen [pokoknya] kalau ada remaja di atas jam 11 malam kok masih di jalan opo thethek [atau nongkrong] di pinggir jalan, langsung gebugi wae [gebuki saja]," tulis Qzruh Jogja.

Bahkan, mereka menyarankan supaya pelaku kekerasan juga diberi balasan yang sama dengan perlakuannya selama ini.

Baca Juga: 5 Tahun Kematian Akseyna, Keluarga: Ada Foto Pria Misterius di Danau UI

"Yo ben [biarain], kan katanya darurat (klitih). Kekerasan? Iya memang, tapi ini yang disebut kekerasan berkeadilan. Perlindungan anak? Mbelgedhes [omong kosong] orang tuanya pun enggak bisa mendidik dan mlindungi. Buktinya jam 11 malam remaja kok kluyuran," cuit Qzruh Jogja.

"Wis ngono wae [Sudah gitu saja]. Nek mencoba genepi 1 tahun [coba 1 tahun terapkan itu], biar regenerasi geng remaja terputus. Dijamin Jogja bebas klitih," tutupnya.

Diberitakan SuaraJogja.id sebelumnya, Kasatreskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo mengaku bahwa Kapolres Sleman AKBP Rizki Ferdiansyah telah membentuk tim khusus untuk menangani serta mencegah terulangnya penganiyaan yang dialami Enrico Kristianto (40), seorang driver ojol yang disabet senjata tajam oleh orang tak dikenal di Jalan Kabupaten, Gamping, Sleman, Sabtu (1/2/2020) dini hari ketika mengantar penumpang.

Rudy membeberkan sementara ini, pihaknya telah memfokuskan petugas untuk beroperasi di lokasi yang rawan tindak kejahatan.

"Terutama lokasi jalan sepi yang jarang dilalui kendaraan serta jalan yang minim penerangan. Melihat kejadian yang sebelumnya terjadi di Jalan Kabupaten, petugas juga akan memantau lokasi tersebut yang rawan tindak kejahatan jalanan," kata Rudy, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/2/2020).

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Fosil Tengkorak Hiu Berumur 300 Juta Tahun

Load More