Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 12 Februari 2020 | 12:28 WIB
[Ilustrasi] Pedagang bawang putih sedang menunggu pembeli di Pasar Induk Kramat jati, Jakarta Timur, Jumat (07/02). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Iran itu kan diembargo gandum Amerika. Pemerintah Iran kemudian bertekad untuk swasembada gandum. [Hasilnya] 10 tahun kemudian berhasil swasembada, dan 10 tahun berikutnya ekspor ke Amerika," terang Irham.

Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto menjelaskan bahwa selama ini sekitar 95 persen kebutuhan bawang putih di Indonesia memang dipenuhi produk impor yang sebagian besar berasal dari China. Bawang putih dari petani lokal Indonesia, seperti dari Garut, Brebes, Temanggung, hingga NTT, menurut dia, hanya mencapai 5 persen karena tidak banyak diminati konsumen.

"Memang untuk jenis bawang putih di Indonesia umbinya kecil-kecil, sehingga tidak banyak diminati, berbeda dengan bawang impor yang besar-besar," kata Yanto saat ditemui di Kantor Disperindag DIY, Selasa (11/2/2/2020).

Diketahui, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian pada Jumat (7/2/2020) lalu telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China.

Baca Juga: Zulkifli Hasan Jadi Ketum, PAN Sempat Endus Isu Amien Rais Mau Disingkirkan

Keputusan membuka impor bawang putih dilakukan karena stok yang kian menipis. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga bawang putih Nasional sudah mencapai Rp55.300 per kilogram hingga Senin (10/2/2020).

Load More