SuaraJogja.id - Gunung Merapi kembali mengalami erupsi, Kamis (13/2/2020) pagi, dan lagi-lagi media sosial pun diramaikan beragam ungkapan kekhawatiran hingga komentar santai untuk meredam keresahan. Salah satunya istilah "Merapi batuk" yang banyak dipakai warganet.
Sejak munculnya penampakan kolom abu yang membumbung tinggi ke langit, #Merapi mulai banyak dicuitkan, hingga menempati posisi teratas daftar trending topics. Di antara cuitan yang mengandung tagar Merapi, dibanding erupsi, banyak akun yang menyebut gunung berapi tersebut batuk.
Beberapa di antara mereka pun mencoba menenangkan diri karena setidaknya "batuk" Merapi itu tidak "berdahak", alias mengeluarkan lava, lahar, atau beragam material berbahaya.
"Batuknya jangan lama-lama ya. Semua sayang kok sama Merapi. Kita baik kok. Biasanya kalau kita batuk, dibilang "ess teroos", buat kamu mah kita doain biar batuknya sembuh. Jangan sampai batuknya berdahak. Amin #Merapi," cuit @FauziIbmi.
"Pagi ini Sukadmin mendengar kabar kalau #Merapi batuk lagi. Semoga hanya batuk saja, ya, enggak pakai "dahak" batuknya," tulis @bersukariatour.
Sementara itu, sejumlah warganet yang lain mengaku merasa ngeri mengetahui Merapi sedang "batuk".
"Gunung Merapi kalau batuk nyeremin," komentar @susi_ssy0.
Namun di sisi lain, warganet yang tampaknya tinggal tak jauh dari lereng Gunung Merapi menganggap "batuk" Merapi ini sebagai hal yang biasa.
"#merapi sudah biasa batuk atau bersin, bagi masyarakat sekitar sudah tidak "gumun" [heran], aktivitas berjalan normal seperti biasa," tulis @hendrawati_mada.
Baca Juga: Sebut Valentine Dilarang Agama, MUI Jabar: Jangan Tiru Barat, Merusak Moral
"Merapi biasa batuk, bahaya malah kalau diem-diem bae," ungkap @PowerMotivator.
BPPTKG Yogyakarta menyebutkan, Gunung Merapi, yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah, mengalami erupsi pada Kamis (13/2/2020) pukul 05:16 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati ± 2000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas sedang, ke arah barat laut.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan, sebelumnya pada periode September hingga November 2019, Merapi telah mengalami letusan sebanyak empat kali diiringi aktivitas kegempaan vulkanik dalam.
Kejadian letusan serupa, kata dia, diprediksi masih bakal terjadi sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung. Meski begitu, ia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, terutama mereka yang berada di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Heboh Ulat di MBG Siswa, Pemkab Bantul Akui Tak Bisa Sanksi Langsung Penyedia Makanan
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja