Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 13 Februari 2020 | 13:52 WIB
Gunung Merapi meletus, Kamis (13/2/2020). [BPPTKG / Twitter]

SuaraJogja.id - Gunung Merapi kembali mengalami erupsi, Kamis (13/2/2020) pagi, dan lagi-lagi media sosial pun diramaikan beragam ungkapan kekhawatiran hingga komentar santai untuk meredam keresahan. Salah satunya istilah "Merapi batuk" yang banyak dipakai warganet.

Sejak munculnya penampakan kolom abu yang membumbung tinggi ke langit, #Merapi mulai banyak dicuitkan, hingga menempati posisi teratas daftar trending topics. Di antara cuitan yang mengandung tagar Merapi, dibanding erupsi, banyak akun yang menyebut gunung berapi tersebut batuk.

Beberapa di antara mereka pun mencoba menenangkan diri karena setidaknya "batuk" Merapi itu tidak "berdahak", alias mengeluarkan lava, lahar, atau beragam material berbahaya.

"Batuknya jangan lama-lama ya. Semua sayang kok sama Merapi. Kita baik kok. Biasanya kalau kita batuk, dibilang "ess teroos", buat kamu mah kita doain biar batuknya sembuh. Jangan sampai batuknya berdahak. Amin #Merapi," cuit @FauziIbmi.

Baca Juga: Sebut Valentine Dilarang Agama, MUI Jabar: Jangan Tiru Barat, Merusak Moral

"Pagi ini Sukadmin mendengar kabar kalau #Merapi batuk lagi. Semoga hanya batuk saja, ya, enggak pakai "dahak" batuknya," tulis @bersukariatour.

Sementara itu, sejumlah warganet yang lain mengaku merasa ngeri mengetahui Merapi sedang "batuk".

"Gunung Merapi kalau batuk nyeremin," komentar @susi_ssy0.

Namun di sisi lain, warganet yang tampaknya tinggal tak jauh dari lereng Gunung Merapi menganggap "batuk" Merapi ini sebagai hal yang biasa.

"#merapi sudah biasa batuk atau bersin, bagi masyarakat sekitar sudah tidak "gumun" [heran], aktivitas berjalan normal seperti biasa," tulis @hendrawati_mada.

Baca Juga: Jadi Favorit Hijaber, Begini Cara Merawat Jilbab Voal

"Merapi biasa batuk, bahaya malah kalau diem-diem bae," ungkap @PowerMotivator.

Load More