SuaraJogja.id - Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi menilai, salah satu faktor para pelaku klitih melakukan aksinya adalah kurangnya rasa kemanusiaan. Untuk menanggulangi fenomena sosial yang telah meresahkan masyarakat ini, maka diperlukan sanksi yang bisa menimbulkan efek jera serta pencegahan.
Heroe mengatakan, sebagai upaya pencegahan, patroli sudah dilakukan oleh polisi, Satpol PP, serta aparat keamanan di wilayah.
"Masyarakat di wilayah juga perlu membantu pengamanan," ujar Heroe, Jumat (14/2/2020).
Pihaknya juga mengintensifkan peran keluarga untuk menjaga anak-anaknya agar terhindar dari klitih, baik sebagai pelaku maupun korban. Ia beranggapan, berbagai persoalan yang menyebabkan remaja terjerumus dalam klitih berawal dari persoalan di keluarga.
"Kemaren dalam roadshow Musrenbangkel di 14 kelurahan juga sudah saya sampaikan, setiap kelurahan harus mulai memperhatikan lingkungan anak, terutama keluarga, untuk bisa menyapa anaknya. Keluarga bisa jadi pencegah awal," kata Heroe, dikutip dari HarianJogja.com.
Selain pencegahan, pihaknya juga sedang memperbaiki sistem sanksi. Melalui koordinasi dengan Dinas Sosial Kota Jogja, pihaknya telah membicarakan soal bagaimana sanksi yang tepat agar pelaku klitih, yang kebanyakan masih di bawah umur, bisa memperbaiki masa depannya.
Heroe pun mengusulkan supaya remaja yang terlibat kasus klitih dikenai sanksi melakukan kerja sosial di tempat semacam panti jompo.
"Pelaku klitih kan kemanusiaannya kurang. Dengan melayani simbah-simbah di panti jompo diharapkan menumbuhkan kembali rasa kemanusiaannya," ungkap Heroe.
Heroe mencontohkan, misalnya setelah pulang sekolah, si anak harus melayani lansia di panti jompo, lalu saat hari libur juga harus ke sana. Ia berharap, kerja sosial ini juga bisa diteraplan pada pelaku yang dipidana.
Baca Juga: Irkham Milla Ternyata Selalu Putar Lagu Cidro sebelum Pertandingan
"Bukan fokus pada sanksinya, tapi menumbuhkan rasa kemanusiaanya," kata Heror.
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kota Jogja Zenni sebelumnya telah menjelaskan, di awal 2020 ini Kota Jogja kembali diresahkan sejumlah aksi klitih yang semua pelakunya merupakan pelajar sekolah.
"Dari data yang kami peroleh, di Kota Jogja terdapat setidaknya 24 geng sekolah dari SMP, SMA dan SMK," ujar Zenni.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok
-
Danais DIY Dipangkas Setengah Miliar! Sultan Tolak Lobi Prabowo
-
Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas: Polisi Buru Bukti CCTV, Ada Kelalaian?
-
Sultan Legawa Danais Dipangkas, DPRD DIY Meradang! Apa yang Terjadi?
-
Guru Jadi Garda Depan! Strategi Kemenko Polkam Internalisasi Pancasila di Dunia Pendidikan