Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 15 Februari 2020 | 14:32 WIB
Sejumlah petugas gabungan dari Dishub, Linmas, dan Satlantas Polresta Yogyakarta bersiaga di kawsan Malioboro, Selasa (19/11/2019). - (SUARA/Baktora)

SuaraJogja.id - Uji coba semipedestrian akan kembali digelar di Jalan Malioboro pada Selasa Wage (18/2/2020) pekan depan. Namun kali ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta akan memberlakukan sedikit perubahan manajemen lalu lintas.

"Untuk uji coba besok, pengguna jalan tidak boleh lagi memotong Jalan Malioboro dari Jalan Suryatmajan ke Jalan Pajeksan," kata Kepala Dishub Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho di Yogyakarta, Sabtu (15/2/2020).

Kedua ruas jalan di sirip Jalan Malioboro tersebut akan diberlakukan dua arah, atau sama seperti seluruh sirip di ruas Jalan Malioboro lainnya saat uji coba semipedestrian, seperti di Jalan Dagen, Jalan Perwakilan, dan Jalan Sosrowijayan.

Untuk waktu pelaksanaan, uji coba semipedestrian di ruas jalan sepanjang 1,4 kilometer tersebut tetap akan berlangsung selama 12 jam, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Baca Juga: Ratusan WNI di Natuna Dipulangkan, Menkes Terawan: Jangan Lupa Minum Jamu

Dilansir ANTARA, seluruh kendaraan bermotor tidak diperbolehkan melintas, kecuali armada Trans Jogja, kendaraan kegawatdaruratan lain, andong, dan becak kayuh.

Sementara itu, bagi warga yang tinggal di sepanjang Jalan Malioboro, mereka sudah diberi kartu tanda pengenal yang bisa dimanfaatkan untuk mengakses Jalan Malioboro selama uji coba berlangsung. Kendati demikian, mereka tetap tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor.

Selain menggelar uji coba semipedestrian, yang dilakukan bersamaan dengan agenda Selasa Wage, Dishub Kota Yogyakarta juga berencana menggelar sejumlah uji coba semipedestrian di luar agenda Selasa Wage.

Setiap Selasa Wage, seluruh pedagang kaki lima (PKL) dan komunitas lain di Jalan Malioboro sepakat untuk tidak beraktivitas selama 24 jam dan mengisi kekosongan waktu tersebut dengan kegiatan gotong royong membersihkan Malioboro.

Uji coba semipedestrian terakhir di luar Selasa Wage digelar pada 7 Februari. Pada saat itu pengguna jalan masih bisa melintas dari Jalan Suryatmajan langsung Jalan Pajeksan dengan memotong Jalan Malioboro.

Baca Juga: Simak Tips Pakai Jumpsuit untuk Hijaber

Penutupan seluruh sirip di Jalan Malioboro tersebut juga ditujukan untuk membiasakan pengguna jalan jika nantinya Malioboro sudah sepenuhnya menjadi kawasan semipedestrian.

Dishub Kota Yogyakarta juga menyiapkan berbagai variasi skenario uji coba di Malioboro, sehingga bisa diketahui manajemen lalu lintas terbaik yang bisa diterapkan saat kawasan ini sepenuhnya ditetapkan sebagai semipedestrian.

Selain menutup akses terusan dari Jalan Suryatmajan ke Jalan Pajeksan, skenario lain yang disusun adalah menjadikan Jalan Letjen Suprapto menjadi jalan searah ke selatan.

"Selama Malioboro ditutup, terjadi kenaikan volume kendaraan di Jalan Letjen Suprapto yang sebagian besar mengarah ke selatan," kata Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishub Kota Yogyakarta Windarto.

Sebelumnya, dalam konsep awal manajemen lalu lintas, jika semipedestrian diberlakukan di Malioboro, maka Malioboro dijadikan sebagai sebuah bundaran besar, dan sejumlah ruas jalan di sekitarnya menjadi satu arah.

Jalan Suryotomo dan Jalan Mataram akan menjadi jalan searah ke utara, Jalan Pasar Kembang menjadi searah ke barat, Jalan Gandekan Lor dan Jalan Bhayangkara menjadi searah ke selatan.

Namun, kemudian muncul opsi manajemen lalu lintas baru, yaitu menjadikan Jalan Letjen Suprapto searah ke selatan, sedangkan Jalan Bhayangkara tetap menjadi jalan searah ke utara seperti penerapan selama ini.

"Kami akan simulasikan dalam uji coba bagaimana penerapan manajemen lalu lintas tersebut terhadap kondisi kelancaran lalu lintas dan akan dipilih penerapan yang terbaik," terang Windarto.

Load More