Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 20 Februari 2020 | 17:45 WIB
Sejumlah warga sedang mencermati dan mendokumentasikan desain tol Jogja, usai sosialisasi pembangunan tol di Balai Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. - (Suara.com/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Pembangunan jalan tol Jogja-Solo memaksa sejumlah kompleks permakaman harus tergusur. Namun demikian, pihak proyek memastikan makam-makam tersebut akan dibantu negara dalam proses penanganan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Jogja-Solo, Wijayanto mengungkapkan, pihaknya akan mengikuti kebijakan warga dalam menangani makam terdampak. Totok -begitu ia biasa dipanggil- menyebutnya sebagai kearifan lokal. 

"Karena beda tempat, beda kebijakannya, ada yang harus pakai tata cara ini itu. Tapi kami yang tanggung biayanya," ujarnya, usai sosialisasi pembangunan tol Yogyakarta-Solo, di Balai Desa Sariharjo, Kamis (20/2/2020).

Totok menambahkan, pihak proyek juga mempersilakan bila warga atau ahli waris makam, mengajukan permohonan relokasi sebagai solusi penanganan makam. 

Baca Juga: Pecah Kaca Mobil, Maling di Sleman Gondol Barang Berharga Pembeli RM Padang

"Boleh. Tempat di mana, nanti kami ke sana," tuturnya.

Ditanyai target tahapan sosialisasi tol, Totok menargetkan sosialisasi bisa rampung pekan depan. Untuk selanjutnya diteruskan dengan sosialisasi pembangunan tol Jogja-Bawen dan Jogja-Kulon Progo.

"Tinggal empat desa lagi," kata dia.

Terkait dua jalur tol berikutnya, ia enggan memberi keterangan jelas, sosialisasi jalur tol yang mana, yang lebih dahulu dilangsungkan di antara keduanya.

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: Persaingan Suami-Istri hingga Ayah-Anak Warnai Pilkades Sleman

Load More