Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 20 Februari 2020 | 18:25 WIB
Sebuah perumahan di Serpong, Tangerang Selatan terkontaminasi radiasi nuklir. Tepatnya di Perumahan Batan Indah. (Antara)

SuaraJogja.id - Pakar nuklir UGM, Alexander Agung meminta pihak kepolisian, Batan maupun Bapeten segera mencari tahu pelaku pembuangan limbah radioaktif Cesium (Cs)-137 di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan. Sebab sesuai aturan yang berlaku, penggunaan bahan radioaktif maupun pembuangan limbahnya harus melalui prosedur yang panjang.

"Kesengajaan  atau ketidaksengajaan(dibuang), itu harus menjadi tanggungjawab pihak berwenang untuk menelusuri sumber (limbah) tersebut bisa muncul disitu. Pihak kepolisian bekerjasama dengan Batan dan Bapeten mencari tahu sumbernya dari mana," ungkap Alexander di UGM, Kamis (20/02/2020).

Menurut dosen Departemen Nuklir dan Teknik Fisika tersebut, Cs-137 yang biasanya digunakan untuk industri di pertambangan maupun medis selama ini harus melalui proseder yang ketat. Kalaupun importir mau beli pun harus ada ijinnya terlebih dulu ke Bapeten sebagai badan regulasi yang memberikan ijin penggunaan.

Setelah masa penggunaan bahan radioaktif selesai, pengguna pun harus kembali melaporkan ke Bapeten. Bila limbah tersebut akan kembali digunakan maka harus ada perpanjangan ijin.

Baca Juga: SA UGM Beri Rekomendasi, Dugaan Plagiasi Rektor Unnes akan Segera Diputus

Namun bila limbah tidak dipakai lagi maka harus dilaporkan ke Batan untuk dilakukan pengolahan limbah. Sebab ada ketentuan khusus dari Bapeten apakah bisa disimpan atau diproses. 

"Jika diproses maka harus ada ijin Bapeten dan diserahkan pada Batan sebagaiPLTR ( pusat teknologi limbah radioaktif -red). Selama proses mengikti prosedur yang berlaku maka harus mengikuti ijin yang sudah standar," ungkapnya.

Namun Alexander berharap masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya temuan limbah radioaktif tersebut. Sebab Batan dan Bapeten sudah melakukan berbagai tindakan dekontaminasi seperti pengerukan tanah dan membawa limbah ke PLTR sehingga harapannnya dosis turun. 

"Serahkan saja pada ahlinya karena sudah dilakukan dekontaminasi. Apalagi semakin jauh jarak masyarakat dari sumber (radioktif) maka dosis paparan akan semakin kecil," terangnya.

Sementara Kaprodi Teknik Nuklir UGM, Andang Widi Harto menyebut pengelolaan tenaga nuklir harus berlangsung secara transparan.

Baca Juga: Guru Besar UGM Jadi Deputi Lembaga Riset Kehutanan Dunia, Ini Tugasnya

"Semua pengelolaannya berazaskan tanggungjawab. Energi nuklir sudah  banyak dimanfaatkan untuk berbagai bidang seperti medis, industri, pertanian, pertambangan, hidrologi, keamanan, dan pengembangan ilmu pengetahuan," ungkapnya.

Load More