SuaraJogja.id - Pakar Manajemen Sungai UGM Agus Maryono mengatakan tragedi menimpa siswa SMPN 1 Turi, Sleman, DI Yogyakarta, mencederai kegiatan susur sungai.
Seperti dikutip Suarajogja.id dari Harianjogja.com--jaringan Suara.com--, Sabtu (22/2/2020), susur sungai itu tidak dilakukan di dalam sungai, melainkan di luarnya.
Dalam susur sungai, orang yang melakukannya hanya memantau dari luar. Kemudian, dilakukan penanganan jika ada sesuatu yang perlu menjadi catatan.
Selain itu, imbuh dia, susur sungai juga tidak boleh dilakukan oleh anak-anak. Ada standarnya. Yang boleh hanya kalangan profesional seperti TNI atau pencinta alam.
"Tidak boleh anak ikut, remaja juga tidak boleh ikut susur sungai, hanya TNI, Mapala dan kalangan profesional yang sudah punya pengalaman susur sungai. Dan susur sungai itu tidak di dalam sungai tetapi di luar mengamati tidak di dalam sungai," ujarnya ketika dihubungi Harianjogja.com, Jumat kemarin.
Selain itu, kata dia, susur sungai jangan dilakukan di saat musim hujan. Pelaksanaan harus dilakukan di musim kemarau. Jika ada yang ingin melakukan di musim hujan, harus dilakukan oleh kalangan profesional. Selain itu harus dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti helm dan pelampung, serta berbagai alat lapangan lainnya.
"Meski pun itu di sungai kecil, tetap harus sesuai prosedur, karena sungai kecil itu justru malah lebih berbahaya, aliran air bisa tiba-tiba besar," katanya.
Agus menyebut hal itu sebagai suatu kekonyolan. Terlebih, imbuh dia, kegiatan susur sungai dilakoni oleh anak-anak.
"Aduh, ini konyol, saya sangat sangat sedih sekali, mengapa ini bisa terjadi, susur sungai dilakukan anak-anak, ini menjadi preseden buruk bagi susur sungai," ucapnya sembari menghela nafas panjang di ujung telepon.
Baca Juga: Kwarda DIY Sebut Susur Sungai SMP 1 Turi Lalai, Kepsek: Mereka Tidak Matur
Anak-anak disuruh turun ke sungai
Fibri (30), kakak siswi kelas 8B SMPN 1 Turi Sleman berinisial FA (14), mengatakan kegiatan susur sungai tidak memiliki persiapan dan tidak ada permohonan izin ke orang tua siswa.
Fibri mengatakan, Susur Sungai Sempor juga dilakukan tanpa ada izin kepala dukuh setempat.
"Padahal sudah diingatkan warga, enggak usah nyemplung, tapi ya namanya anak-anak, bagaimana sih, kalau disuruh pembinanya kan ya nurut-nurut aja," jelasnya.
Begitu sampai di Sungai Sempor, terang Fibri, murid laki-laki kelas 8 turun terlebih dahulu, diikuti para murid perempuan, yang berbaris di belakangnya.
Lalu, anak-anak laki-laki yang di depan merasakan tingginya air sungai. Untuk itu, mereka memperingatkan teman-temannya yang lain supaya naik lagi menjauh dari sungai.
Berita Terkait
-
Kwarda DIY Sebut Susur Sungai SMP 1 Turi Lalai, Kepsek: Mereka Tidak Matur
-
Jadi TKP Susur Sungai SMP 1 Turi, Sempor Jadi Tontonan Warga
-
Susur Sungai SMP 1 Turi Mendadak Tanpa Persiapan, Ini Kata Kakak Korban
-
SMPN 1 Turi Dipenuhi Papan Bunga Duka Cita
-
Respons Laka Susur Sungai SMP 1 Turi, Kemdikbud Datangi Disdik Sleman
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Garasi Mobil Rahasia Ditemukan Massa, 8 Mobil Mewah Ahmad Sahroni Hancur Kena Amuk
Pilihan
-
Heboh 'Ojol Taruna' Temui Gibran, GoTo Bongkar Identitas Aslinya
-
Sri Mulyani Bebaskan PPN untuk Pembelian Kuda Kavaleri, Termasuk Sikat Kuku dan Kantong Kotorannya
-
Diplomat Indonesia Tewas Ditembak di Peru! Ini Profil dan Jejak Karier Zetro Leonardo Purba
-
Polemik Gas Air Mata di UNISBA dan UNPAS Bandung, Rektor dan Polisi Beri Klarifikasi
-
Polemik Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, Aktivis Nilai Bentuk Kriminalisasi
Terkini
-
Bukan Mengamankan, Mendampingi: Lurah di Yogyakarta Berpakaian Lurik Hadiri Demo Sambil Bagi-Bagi Makanan
-
DANA Kaget: Buruan Klaim! Ini 4 Link Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini
-
Ricuh Depan Mapolda DIY: 60 Orang Diamankan, Satu Pelajar Bawa Bom Molotov
-
'Nyala Jangan Sampai Padam!' Massa PMII DIY Gelar Aksi, Ingat Rheza Sendy Pratama
-
Geger, Aktivis Gejayan Memanggil Diciduk Polisi di Bali, Ada Apa?