SuaraJogja.id - DPR RI Komisi X meminta evaluasi menyeluruh kurikulum Kepramukaan menyusul tragedi Susur Sungai Sempor yang membuat ratusan siswa SMP N 1 Turi hanyut dan 8 orang meninggal, dua masih dalam pencarian. Pasalnya, kepramukaan berada di bawah koordinasi Kemenpora meski menyatu dalam kegiatan sekolah.
Anggota Komisi X DPR RI, Esty Wijayanti mengungkapkan duka mendalam atas tragedi tersebut yang menyebabkan 8 anak ditemukan meninggal dan 2 lainnya masih dalam pencarian. Peristiwa ini harus menjadi pembelajaran bersama di mana ada banyak sisi yang harus dievaluasi terkait kurikulum kepramukaan.
"Karena susur sungai ini bagian dari kurikulum kepramukaan," ujarnya saat berkunjung ke Puskesmas I Turi, Sabtu (22/2/2020)
Dalam kurikulum Pramuka, memang ada pengenalan alam yaitu susur sungai dan memang harus ada satu tahun sekali. Dan waktu pelaksanaan susur sungai kemarin itu merupakan kelalaian karena pembina pramuka tidak berpegang kepada SOP yang ada. Sebab, Pramuka itu sebenarnya memiliki SOP yang harus dilakukan dan dipatuhi jika akan menyelenggarakan kegiatan.
Kegiatan susur sungai, tambahnya, semuanya harus dipersiapkan dengan matang mulai dari peralatan, keamanan dan juga jumlah pembinanya. Dari informasi yang ia dapat, ternyata siswa hanya bawa tongkat tidak ada tali, lalu pembinanya juga hanya 6 orang dari 249 siswa yang ikut.
"Hanya ada 6 nah tidak mungkin satu orang menjangkau 40 lebih. Karena kalau berjajar kan tidak mungkin jalan itu lebih dari berapa kita bisa pantau. 40-an akan sangat sulit," tambahnya.
Hal ini menunjukkan apapun teknis itu harus dikuasai betul oleh penanggung jawab dan pembina. Kegiatan tersebut juga perlu dikomunikasikan dengan instansi yang memahami soal susur sungai sehingga akan mengurangi resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara untuk penanganan kasus ini, yang utama menurutnya Pemerintah harus memberikan pendampingan agar anak-anak bisa pulih kembali. Karena anak-anak itu trauma ketika ada kejadian mereka melihat temannya ada yang meninggal.
"Tentu hal tersebut tidak mudah Apalagi itu kan di lihat kejadian itu anak-anakan saling melihat bagaimana arus deras itu menghantam anak-anak tersebut. Maka segera kami berharap dari pemerintah daerah kerjasama dengan instansi terkait untuk memberikan pendampingan psikologis," tegasnya.
Baca Juga: Alami Trauma, Korban Selamat Susur Sungai SMP 1 Turi Tak Mau Makan
Pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah daerah yang akan menghentikan kegiatan pramuka yang susur sungai atau tidak yang berkaitan dengan alam. Menurutnya kegiatan pengenalan alam tetap bisa berjalan tetapi cukup kalau seminggu sekali baris-berbaris kedisiplinan memahami sandi morse semaphore dan yang lain-lain tali temali atau keterampilan yang lain.
Ia mengaku belum melihat secara utuh kurikulum Pramuka yang dimaksud. Selama ini, Pramuka sebenarnya di bawah Kemenpora, sehingga pihaknya berpikiran karena pramuka itu wajib di sekolah maka mestinya pramuka itu ditarik saja ke Kemendikbud, sehingga jelas pengaturannya jelas produknya.
"Pembina-Pembina Pramuka Saya kira betul-betul Pembina yang memang tidak sekadar Siapa itu ya. Tetapi harus memiliki arti tertentu yang memang mampu membimbing anak untuk menjadi seorang Pramuka seperti Dasa Dharma Pramuka itu juga cinta bangsa dan tanah air," tandasnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Alami Trauma, Korban Selamat Susur Sungai SMP 1 Turi Tak Mau Makan
-
Pencarian Lanjutan Pelajar SMP N 1 Turi yang Hanyut
-
Pakar UGM soal SMPN 1 Turi: Susur Sungai Bukan Nyemplung, Tapi di Pinggir
-
Polda DIY Sudah Periksa 6 Pembina Pramuka SMP 1 Turi
-
Kwarda DIY Sebut Susur Sungai SMP 1 Turi Lalai, Kepsek: Mereka Tidak Matur
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
ARTJOG 2026 Siap Guncang Yogyakarta, Usung Tema 'Generatio' untuk Seniman Muda
-
Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas