SuaraJogja.id - Arisma Rahmawati merupakan salah satu korban meninggal dunia dalam tragedi susur sungai Sempor yang dilaksanakan SMPN 1 Turi Sleman pada Jumat (21/2/2020). Putri dari pasangan Suryodiyono dan Sri ini tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga tetanggga-tetanggganya.
Anak berusia 12 tahun ini dikenal tetangganya sebagai anak yang pintar, tekun, dan rajin ibadah sejak Taman Kanak-kanak (TK). Tinggal di RT 2, Dusun Ngentak, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, ayah dan ibunya pun merupakan warga yang baik.
"Rumah saya hanya selisih tiga rumah jadi sering ketemu. Kebun saya berhadapan dengan rumahnya Arisma. Kasihan sekali jadi korban meninggal padahal anaknya baik, anteng, pintar, dan rajin ibadah dari dulu," ungkap Ambar Ika Lestari (46), salah seorang tetangga saat ditemui SuaraJogja.id usai melayat, Sabtu (22/2/2020).
Yang menyedihkan, menurut Ambar, baik bapak maupun ibunya baru tahu anaknya jadi korban meninggal justru dari para tetangga. Saat kejadian Arisma hanyut, bapak Arisma masih kerja di Taman Bunga Alamanda dan ibunya di pabrik.
Meski tahu anaknya meninggal, kedua orang tuanya terlihat tegar. Menangis saat putri sulungnya dikebumikan pada Sabtu siang, ibunya ikut memandikan dan mengkafankan almarhumah.
Ambar menceritakan, warga mendapatkan kabar Arisma hanyut di Sungai Sempor dan jenazah ditemukan mengambang di sekitar jembatan Donokerto.
Sempat coba dibantu warga keluar dari air, nyawa siswi kelas VII itu ternyata tidak tertolong. Akhirnya warga membawa pulang jenazah.
"Kasihan bapak ibunya karena pamitnya ikut pramuka, kok malah meninggal. Semua berduka karena tidak hanya kehilangan Arisma, tapi juga anak-anak lain yang terluka saat bencana kemarin. Kan beberapa korban luka juga tetangga kami,” ujarnya.
Ambar menambahkan, cuaca di Ngentak pada Jumat kemarin sejak siang sudah tidak bersahabat. Hujan deras turun disertai petir dan kilat yang terus menerus terlihat di langit.
Baca Juga: 1 Jenazah Korban Susur Sungai SMP 1 Turi Masih Proses Pengangkatan
Karenanya, warga heran kenapa sekolah bersikeras mengajak anak-anak untuk susur sungai. Apalagi saat kejadian, beberepa fenomena aneh terjadi.
“Di dusun kami kemarin Jumat sore itu ada petir yang sangat kencang saat hujan. Setelah agak terang, saya dan beberapa warga lihat burung gagak di dekat sawah, padahal sebelumnya tidak pernah terjadi. Mungkin ini pertanda dari Tuhan,” imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Kunjungi Puskesmas I Turi, Mensos Juliari Janjikan Santunan Rp15 Juta
-
Wajib Tahu! Ini Tanda-Tanda Banjir Bandang Akan Terjadi Meski Tidak Hujan
-
1 Jenazah Korban Susur Sungai SMP 1 Turi Masih Proses Pengangkatan
-
Pemakaman Siswi SMP N 1 Turi yang Hanyut
-
DPR Minta Kurikulum Pramuka Dievaluasi Menyeluruh
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik