SuaraJogja.id - Pengurus Besar PGRI Pusat mendatangi SMP N 1 Turi, Senin (24/2/2020). Dalam kunjungannya, Ketua LKBH PB PGRI Pusat, Akhmad Wahyudi menjelaskan, kegiatan susur Sungai Sempor dilaksanakan sesuai dengan RKS dan APBS.
"Mudah-mudahan bisa selesai dengan baik dan bisa menjelaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan maupun keteledoran dari pihak sekolah karena program ini memang sudah terencana dengan tepat," kata dia, kepada wartawan di SMP N 1 Turi, Senin (24/2/2020).
Akhmad juga membela kepala sekolah SMPN 1 Turi [Tutik Nurdiana] yang belum mengetahui kegiatan-kegiatan sekolahnya secara detail. Menurut Akhmad, ketidaktahuan Tutik beralasan, sebab ia baru saja menjabat di sekolah tersebut.
Menanggapi adanya dugaan kelalaian pembina, Akhmad lebih memilih untuk membahas prosedur.
Baca Juga: Pembina SMPN 1 Turi Jadi Tersangka, Ka Kwarcab: Kami Tunggu Proses Hukum
"Satu sisi prosedur perencanaannya sudah benar. Kemungkinan adanya kelalaian, yang bisa mengukurnya kan penyidik. Itu bukan ranah kami. Hanya saja, terkait prosedur dan perencanaan administrasinya yang di permukaan sudah benar. Termasuk pembina sudah ditunjuk dan diputuskan melalui SK sekolah. Itu sudah benar," tutur Akhmad.
Ia juga enggan berkomentar lebih dalam mengenai cerita yang beredar, bahwa pembina sudah diingatkan warga soal cuaca buruk, tapi tetap nekat menyelenggarakan susur sungai.
"Biarkan penyidik yang menilai. Kami hanya melihat sepintas, secara administrasi sudah benar. Kami perlu pendalaman lebih lanjut. Yang bersangkutan juga akan kami dampingi secara hukum. Kami juga akan mendalami apakah ada unsur-unsur yang disebutkan tadi," ujar Akhmad.
Namun demikian, bila terbukti ada kelalaian pada tindakan pembina dalam susur Sungai Sempor, maka hal itu akan ditangani berdasarkan wewenang wilayah kerja.
"Kita akan melihat sisi hubungan guru dengan murid, murid dengan guru, itu kode etik. Saya juga melihat programnya. Kalau [sebagai] program tertulis kami tidak melihatnya, kami berjanji akan tetap mendalami agar tidak ada judgement," kata dia.
Baca Juga: Psikolog Sebut 6 Siswi SMPN 1 Turi Alami Gejala Gangguan Psikis
Akhmad juga menambahkan, adanya evaluasi kegiatan di luar sekolah.
Berita Terkait
-
PGRI Ungkap Tidak Dilibatkan Dalam Proses Seleksi Guru Sekolah Rakyat
-
Pembelaan dan Pemecatan Guru: Dugaan Standar Ganda Menggerogoti Pendidikan
-
Respons PGRI Terkait Janji Prabowo soal Kesejahteraan Guru, Apa Katanya?
-
Perbedaan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional, Sama Tanggal 25 November Tapi Beda Makna
-
Infiltrasi PKI Membelah PGRI, Sejarah Gelap Para Guru Pengabdi Negeri
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!