SuaraJogja.id - Giyem (70) warga padukuhan Pelem Desa Pundungsari Kecamatan Semin ditemukan meninggal dunia tergantung dengan seutas tali di pohon Jati tak jauh dari rumahnya. Aksi bunuh diri menjadi yang kesekian setelah akhir pekan lalu ada seorang laki-laki berumur 30an tahun juga ditemukan gantung diri.
Kapolsek semin, AKP Haryanto mengatakan sekitar pukul 5.30 WIB, Wasidi yang merupakan anak dari Giyem terperanjat melihat ibunya tergantung menggunakan seutas tali di pohon jati belakang rumah. Saat itu, Wasidi memang sengaja mencari ibunya karena keluar rumah tanpa pamit.
"Sedari pagi, Wasidi mencari di dalam rumah. Tetapi tidak ada,"ujar Haryanta, Selasa (25/2/2020) ketika dihubungi.
Sejak Senin (24/2/2020) malam, Wasidi memang menemani ibunya, Giyem lantaran sang Ibu mengeluh tidak bisa tidur. Hingga pukul 02.00 WIB, ibunya tak juga bisa tidur tanpa diketahui sebabnya. Wasidi sendiri sempat terjaga sekitar pukul 02.00 WIB namun tak sengaja tertidur.
Rupanya ketika Wasidi tertidur itulah, Giyem diam-diam pergi ke luar rumah dan kemungkinan langsung melakukan aksi nekatnya. Pagi hari, Wasidi terbangun sekitar pukul 05.20 WIB dan mendapati ibunya sudah tidak ada di tempat rebahannya semula.
" karena curiga wasidi langsung melanjutkan pencarian ibunya,"tambahnya.
Ketika di dalam rumah ibunya tidak bisa ia jumpai Wasidipun memutuskan untuk pergi ke belakang rumah mencari ia sayangi tersebut. Wasidi terkejut melihat ibunya yang sudah tergantung di bawah pohon jati di belakang rumah. Ketika itu juga langsung berteriak meminta tolong.
Tak berselang lama warga sekitar langsung keluar rumah menuju lokasi kejadian. Sebagian ada yang melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Semin. Petugas langsung mendatangi lokasi kejadian dan memeriksanya.
"Tidak ada bekas penganiayaan. Giyem murni bunuh diri. Mbah Giyem kemungkinan meninggal karena depresi,"tambahnya.
Baca Juga: Pasca Laka Air SMPN 1 Turi, Bupati Gunungkidul Panggil Para Pembina Pramuka
Terus maraknya aksi bunuh diri yang dilakukan oleh warga Gunungkidul memang mengundang keprihatinan berbagai pihak. Upaya pencegahan sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah setempat untuk mengurangi angka bunuh diri di wilayahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr Dewi Irawaty bahkan menuturkan di akhir tahun 2019 yang lalu, legislatif menginginkan adanya upaya melakukan pencegahan bunuh diri secara masif. Bahkan para anggota Dewan kala itu mematok anggaran sekitar Rp 1 miliar untuk pengurangan angka bunuh diri tersebut.
"Itu inisiatif anggota dewan dalam rangka mengurangi angka bunuh diri di Gunungkidul. Selama ini angka bunuh diri di Gunungkidul tertinggi se DIY,"ujarnya, Selasa (25/2/2020) di kantornya.
Namun karena keterbatasan anggaran tahun 2020, akhirnya dana untuk pengurangan resiko bunuh diri yang disetujui Gubernur hanya sedikit. Dewi menyebut angkanya sekitar Rp 200 jutaan saja dan itu hanya untuk satu kegiatan saja meskipun intensitas dan titik penyelenggaraannya diperbanyak.
Dewi menyebut kegiatan tersebut adalah sosialisasi atau semacam seminar pencegahan bunuh diri dengan melibatkan anggota dewan dan juga para ahli psikologi. Harapannya nanti siapa yang datang ke sosialisasi tersebut mampu menjadi agen pencegahan bunuh diri.
"Jadi nanti harapannya akan tahu ciri-ciri orang yang depresi mau bunuh diri sehingga bisa dicegah,"tambahnya.
Berita Terkait
-
Pasca Laka Air SMPN 1 Turi, Bupati Gunungkidul Panggil Para Pembina Pramuka
-
Ditegur Ibunda karena Belum Kerja, Jaelani Gantung Diri di Pohon Belimbing
-
Hilang Saat Tarik Jaring, Nelayan Pantai Grigak Ditemukan Meninggal
-
Terpeleset dari Tebing, Supardiyono Hilang Ditelan Ombak Pantai Grigak
-
Diduga Tabrak Kabel Menjuntai di Jalan, Nelayan Ngrenehan Tewas Terbakar
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo