SuaraJogja.id - Makam Girigondo yang merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi Pakualaman beserta keluarga dan keturunanannya menyimpan banyak potensi dari segi pariwisata. Tempat yang tidak jarang dijadikan tempat wisata religi ini juga punya berbagai keunggulan lain yang jika dikelola dengan baik akan menjadi salah satu objek wisata unggulan di Kulon Progo.
Pada kurun waktu 1960-1990 kompleks makam Girigondo menjadi destinasi wisata utama di Kulon Progo. Namun seiring perkembangan zaman, Makam Girigondo sebagai tempat wisata religi mulai kalah pamor dari tempat wisata lainnya di wilayah Kulon Progo yang juga menyuguhkan berbagai daya tarik alamnya.
Dibangunnya Bandara YIA yang juga bertempat di Kulon Progo, seolah membangkitkan kembali semangat masyarakat sekitar makam Girigondo untuk membuat desanya kembali menjadi tujuan wisata.
Sigit (23) salah seorang warga Dusun Balong yang tinggal di belakang Makam Girigondo mengatakan bahwa desanya memiliki potensi untuk menjadi desa wisata. Ia mengatakan bahwa diperlukan investor dan orang-orang kreatif yang bersedia mengembangkan sumber daya yang ada.
Baca Juga: Jalan Purwosari Ambrol, DPRD Kulon Progo Desak Perbup Bantuan Tak Terduga
"Fokusnya tetap mengutamakan alam dan kultur budaya sebagai daya tarik, bukan semata-mata pembangunan signifikan," kata pemuda Desa Balong RT1/RW1, Kaligintung, Minggu, (1/3/2020) sore.
Menurutnya dibutuhkan daya tarik berbeda untuk menarik orang agar mau berkunjung. Selain terus menggaungkan wisata religi masyarakat juga sedang mengusahakan sektor lain seperti wisata alam dan bahkan agro wisata.
Untuk bisa membangun desa wisata yang baik, tentu tak bisa melepaskan dari faktor kultural. Faktor kultural yang dimaksud adalah pola kehidupan masyarakat di desa tersebut bisa membentuk interaksi unik untuk menarik orang berkunjung.
Perkembangan pembangunan di sekitar lingkungan makam pun cukup terlihat sudah ada beberapa. Hal ini ditegaskan oleh Bara (22) yang juga salah seorang pemuda Girigondo bahwa sebagai warga Girigondo ia melihat ada potensi yang sama jika melihat tempat wisata di Jogja sendiri.
"Sekarang sudah mulai dikembangkan potensi wisata Girigondo, di radius 200-300 meter girigondo sudah mulai dibangun kolam renang dan tempat makan." tegas pemuda RT11/RW3 Girigondo, Kaligintung.
Baca Juga: Pit Selawe, Digagas Polres, Didukung Bupati Kulon Progo
Menurut Bara hal tersebut bisa memacu investor-investor lain untuk masuk ke Girigondo.
Ketika ditanya apakah nanti pembangunan desa akan menghilangkan esensi dari makam yang notabene adalah wisata religi tersebut, Bara mengatakan bahwa esensinya tidak akan hilang. Karena memang bahkan dari dulu makam itu sudah menjadi objek wisata religi.
"Kalau sekarang yang lagi dibangun mungkin suasana desa jadi targetnya emang orang-orang kota gitu." imbuhnya.
Pembanguan desa ini dirasa lebih memperkuat dan berfokus kepada mengembangkan sumber daya yang ada. Bukan malah untuk menggantikan yang sudah ada lalu dimodernisasi hanya untuk kepentingan umum.
Sejauh ini belum ada promosi atau semacamnya untuk menarik wisatawan. Masyarakat sepertinya masih berfokus dalam pembangunan desa terlebih dahulu.
"Belum ada perbedaan yang berarti, cuma jalan yang menuju makam Girigondo itu mulai dibangun trotoae dan lampu taman, mungkin itu salah satu cara menghadapi adanya bandara." Ungkapnya.
Hingga saat ini Makam Girigondo tidak hanya menerima kunjungan internal Puropakualaman, tetapi juga menjadi tempat wisata religi. Banyak pengunjung yang datang, kendati hanya sekedar untuk mengenal sejarah atau berziarah.
Berita Terkait
-
Jalan Purwosari Ambrol, DPRD Kulon Progo Desak Perbup Bantuan Tak Terduga
-
Ini Penampakan Hiu Paus yang Terdampar dan Akhirnya Mati di Pantai Congot
-
Prank Berujung Maut, Pemkab Didesak Bereskan Pembangunan Underpass Kulur
-
Mayat Perempuan Tersangkut di Saluran PLTMH, Polisi Ungkap Identitasnya
-
Tangkap Pelaku Kejahatan Jalanan, Polres Kulon Progo Diserbu Karangan Bunga
Terpopuler
- 6 Pilihan HP Samsung Murah Harga Rp1 Jutaan: RAM 6 GB, Performa Terbaik
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Keluarkan Rp7 Juta untuk Tebus Ijazah Eks Satpam, Wamenaker Noel: Perusahaan Membangkang Negara
- 8 Rekomendasi HP Harga Rp1 Jutaan Spesifikasi Tinggi: Layar AMOLED, Kamera 50 MP!
- 5 Mobil Keluarga Terbaik yang Kuat Tanjakan, Segini Beda Harga Bekas vs Baru
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Harga Material Meroket, Jalan di Sleman Terancam Mangkrak? Solusi Ini Diajukan
-
Ada Ratusan Tambahan Lahan untuk Tol Jogja-Solo di Sleman, Kapan Jadwal Pembebasannya?
-
IHR Cup 2025: Lebih dari Sekadar Pacuan, Momentum Lindungi Atlet Kuda dan Manusia
-
Sampah Jadi Emas: Kisah Sukses Warga Jogja Sulap Limbah Organik Jadi Pupuk Kompos Bernilai Jual
-
Disepakati DPRD DIY, Trans Jogja Buka Rute Yogyakarta-Wonosari: Kapan Mulainya?