Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 05 Maret 2020 | 13:30 WIB
Salah seorang warga menunjukkan karung pasir yang sudah rusak. Karung ini berfungsi menahan longsoran di Kampung Serangan, Notoprajan, Ngampilan, Kamis (5/3/2020). [M Ilham Baktora / Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Warga kampung Serangan RT 5 dan 6/ RW 1, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta mulai khawatir dengan kondisi talut yang sempat longsor pada 3 Januari 2020 lalu. Sejumlah karung pasir yang berfungsi untuk menahan longsoran robek dan tanah akses jalan warga ambles.

"Mulai robek (karung pasir) itu seminggu lalu. Mungkin karena paparan panas dan intensitas air hujan yang tinggi sehingga merusak karung-karung itu. Karena robek, beberapa pasir ikut rontok," kata Narti, salah satu warga, saat ditemui di kampung Serangan, Kamis (5/3/2020).

Menurutnya, selain karena kondisi cuaca, aliran air sungai Winongo yang beberapa hari terakhir cukup deras diduga jadi salah satu faktor kerusakan.

"Hampir tiga hari ini debit air sungainya tinggi. Hal itu juga menyentuh karung yang berada di pinggir sungai sehingga membuat rusak. Jika tak segera diperbaiki, kaki takut akan menjadi longsoran yang lebih parah," ungkap wanita yang tinggal tepat di sisi timur longsoran tersebut.

Baca Juga: Menperin Pastikan Pasokan Komponen Otomotif Masih Aman

Ia menjelaskan, banjir besar yang cukup dikhawatirkan warga saat hujan deras yang terjadi Rabu (4/3/2020).

"Kemarin (Rabu-red) hujannya cukup deras. Bahkan tidak berhenti sampai malam. Sehingga beberapa warga berjaga agar bisa memantau kondisi dan mengabarkan sewaktu-waktu jika terjadi longsor lagi. Harapannya pihak berwean segera memperbaiki, bukan dibiarkan seperti ini," ujarnya.

Meski telah dilakukan tindakan pencegahan agar longsoran tak melebar, hal itu tetap membahayakan jika tak ada perbaikan.

Ketua RW 1, Ibnu Hajar menyebut, tak hanya karung yang robek, akses jalan warga juga ikut ambles lantaran tidak ada langkah pasti Pemerintah untuk membenahi talut.

"Jadinya sebagian akses jalan masyarakat (jalanan di sisi timur sungai Winongo) ambles. Bahkan kekhawatiran kami bisa berdampak ke rumah warga" kata Ibnu Hajar.

Baca Juga: Masker Banyak Ditimbun, Ganjar: Jangan Bersenang-senang di Atas Penderitaan

Pihaknya menjelaskan, hingga saat ini, debit air sungai sudah cukup tinggi. Bahkan, hari Selasa (3/3/2020) mencapai 250 sentimeter. Hal itu dipicu intensitas hujan yang cukup tinggi di sebagian besar wilayah DI Yogyakarta.

Load More