SuaraJogja.id - Kabupaten Sleman masuk kawasan rawan banjir bandang. Pakar Manajemen Sungai Universitas Gadjah Mada (UGM), Agus Maryono menyebut selain Sleman wilayah lain di DIY yang masuk kategori rawan yakni di Gunungkidul.
Ia menjelaskan Sleman masuk kategori rawan banjir bandang lantaran wilayahnya yang banyak dikelilingi tebing dan pegunungan. Titik-titik tersebut rentan terjadinya longsor yang menyumbat aliran sungai hingga berpotensi terjadinya banjir bandang. Sementara di Gunungkidul lebih dipengaruhi oleh kondisi geografis.
"Bentang geografis di Gunungkidul cenderung menekuk pada bagian lereng pegunungan. Ini berpotensi memicu terjadinya banjir bandang, seperti yang terjadi di Pantai Ngrenehan pada tahun lalu," katanya seperti dilansir dari harianjogja.com, Senin (17/2/2020).
Meski begitu dia meminta masyarakat tidak panik. Apalagi banjir bandang pada dasarnya belum bisa diprediksi, tetapi dapat diantisipasi.
Baca Juga: Polres Sleman Ringkus Anggota Geng yang Lakukan Aksi Pembacokan di Bantul
Lebih lanjut ia mendedahkan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir bandang adalah dengan susur sungai. Susur sungai dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat serta melibatkan pihak pemerintah.
Gerakan susur sungai bukan sekadar menengok keadaan kondisi sekitar sungai melainkan melakukan kegiatan bersih sungai dari timbunan kayu, sampah, dan longsor di tebing sungai. Sebab, sebagian besar penyebab banjir bandang dikarenakan adanya sumbatan di daerah hulu sungai.
"Sungai tersumbat oleh ranting dan pohon tumbang yang menumpuk. Sekitar 90 persen karena sumbatan, maka semua pihak harus aktif membersihkan," katanya.
Tidak hanya sebagai bentuk antisipasi, kata dia, susur sungai juga memberikan dampak positif lainnya. Seperti dengan ditemukannya potensi sungai yang ada di wilayah tertentu.
Mulai dari ditemukannnya sumber mata air, aliran air yang deras untuk pembangkit listrik, sampai dengan lokasi baru di wilayah sungai untuk objek wisata.
Baca Juga: Sempat Dikarantina di Natuna, Ini Cerita Warga Sleman Sekembali dari Wuhan
Selama susur sungai juga harus dilakukan pemetaan sampai dipastikan sungai benar-benar bersih dari sumbatan.
Berita Terkait
-
Banjir Bandang Spanyol 226 Jiwa Melayang, Ekonomi Terpuruk Rp342 Triliun
-
Serem! Video Ulat Jati 'Kuasai' Jalanan Gunungkidul, Benarkah Musim Ulat Tiba?
-
Viral! Pemotor 'Bersenjata' di Gunungkidul Dikira Klitih, Ternyata Musuhnya Ulat Jati
-
Lekat dengan Sutrisna Wibawa, dari Kariernya di Dunia Pendidikan hingga Terjun ke Politik
-
Banjir Bandang Landa Sukabumi, Kemensos Langsung Salurkan Bantuan Logistik
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
Terkini
-
Kementerian PPPA Pastikan Pendampingan Keluarga Korban Penembakan Siswa SMK di Semarang
-
Internet Masuk Desa, Generasi Muda Diajak Pulang Kampung: Solusi Kemendagri Atasi Urbanisasi
-
Garrya Bianti Yogyakarta Siap Hadirkan Acara Natal dan Tahun Baru di Tengah Alam Terbuka
-
Pemkab Bantul Rencanakan Renovasi Sejumlah Sekolah di Tahun 2025 Mendatang
-
Berjasa Kembangkan Seni dan Budaya, Soimah dkk Raih Anugerah Kebudayaan DIY