SuaraJogja.id - Sebanyak 87 sekolah Muhammadiyah dari jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan dipastikan tidak melaksanakan kegiatan belajar mengajar hingga tujuh hari ke depan. Hal tersebut sesuai dengan surat edaran Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY terkait antisipasi penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gunungkidul Sadmono menyatakan, pihaknya pada Sabtu (14/3/2020) kemarin telah menerima surat edaran dari PWM DIY. PDM Gunungkidul memastikan melakukan lockdown atau meminimalisasi kegiatan di luar rumah dalam institusi pendidikannya.
"Dalam surat edaran tersebut diperintahkan enam poin yang harus dilakukan oleh para Kepala Sekolah Muhammadiyah," tuturnya, Minggu (15/3/2020), ketika dikonfirmasi SuaraJogja.id.
Salah satu dari enam poin tersebut adalah, para siswa-siswi sekolah Muhammadiyah melakukan proses pembelajaran dengan daring mulai Senin (16/3/2020) hingga tujuh hari ke depan, sehingga untuk sementara, para siswa memang diharapkan mengikuti sistem pembelajaran dari rumah memanfaatkan sistem daring.
Baca Juga: Menkominfo Bantah Agenda Pemeriksaan Menteri karena Menhub Positif Corona
Kendati pelajaran dengan menggunakan sistem daring, ia meminta tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan tetap masuk seperti biasa.
"Terkecuali yang sedang sakit. Tetap kami harap untuk belajar di rumah," ujarnya.
Ia mengimbau kepala sekolah di lingkungan Muhammadiyah mematuhi edaran dari PWM DIY tersebut. Sementara, untuk agenda ujian maupun latihan ujian, siswa diimbau menyesuaikan jadwal dinas. Pihaknya juga meminta kepala sekolah untuk mematui protokoler pendidikan dalam penanganan corona.
"Langkah ini wajib dipatuhi untuk meminimalisasi penyebaran virus penyakit COVID-19," jelas dia
Terpisah, Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Wonosari Triyono mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan edaran kepada wali siswa kelas 7 dan 8 berkaitan dengan keputusan belajar di rumah para siswa. Kebijakan ini dilakukan selama tujuh hari mendatang.
Baca Juga: Balita di Yogyakarta Postif Virus Corona
"Tapi kemungkinan bisa diperpanjang sesuai dengan perkembangan," kata Triyono.
Sejauh ini, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah pencegahan, di antaranya edukasi kepada anak terkait imunitas diri. Pihaknya juga sudah menyiapkan tempat cuci tangan, dan sementara tidak ada tradisi jabat tangan antara siswa dan guru.
Di SD Muhammadiyah Mujahidin, Minggu pagi, mereka mengeluarkan surat edaran bahwa pembelajaran tetap akan dilakukan, hanya saja jamnya dikurangi. Namun Minggu sore, ketika dikonfirmasi, Kepala SD Mujahidin Andar Jumaelan akhirnya menganulir surat edaran tersebut dan menggantinya dengan yang baru.
"Untuk surat edaran sebelumnya tidak berlaku dan kita akan mengikuti arahan PWM. Siswa akan belajar dari rumah dengan sistem daring selama sepekan," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul Bahron Rasyid mengatakan, saat ini jawatannya masih menunggu hasil rapat koordinasi antara Gubernur DIY dengan jajaran bupati maupun wali kota di DIY di kantor kepatihan.
"Kami belum bisa memberikan keputusan berkaitan dengan upaya preventif penyebaran virus corona," terangnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Kampus Muhammadiyah Dilarang 'Obral' Gelar Profesor Kehormatan, Abdul Mu'ti Ungkap Alasannya
-
Benarkah Muhammadiyah Pelopor Modernisasi Halal Bihalal di Indonesia? Ini Faktanya
-
Adab Sambut Salat Idul Fitri, Berhias hingga Pakai Wangi-wangian
-
Promo Alfamart Spesial Idulfitri, Dapatkan Minyak Goreng dengan Harga Murah
-
Temui Pramono, Petinggi Muhammadiyah Curhat Mau Bangun Kampus Baru di Jakbar
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja