Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 19 September 2025 | 13:35 WIB
Ilustrasi Gelombang Tinggi (Pixabay)

SuaraJogja.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan keras bagi masyarakat, khususnya nelayan dan wisatawan, untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang mengancam wilayah perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ancaman ombak setinggi 4 meter ini diperkirakan terjadi imbas dari munculnya dua bibit siklon tropis.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, menjelaskan bahwa bahaya ini tidak lepas dari pengaruh dua bibit siklon tropis yang saat ini aktif di sekitar perairan Filipina.

Kehadiran bibit siklon 99W di perairan barat Filipina dan bibit siklon 90W di perairan timur Filipina secara signifikan memengaruhi kondisi atmosfer dan kelautan di selatan Jawa.

"Kondisi ini berpotensi meningkatkan kecepatan angin permukaan dan ketinggian gelombang laut di perairan DIY," kata Warjono dalam keterangannya dikutip, Jumat (19/9/2025).

Dampak Ganda Bibit Siklon Tropis

Warjono memaparkan lebih lanjut bahwa pola angin timuran masih akan mendominasi perairan Jawa, termasuk di sepanjang garis pantai selatan DIY. Dominasi angin ini menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan tinggi gelombang laut secara drastis.

Akibatnya, perairan yang membentang dari Kulon Progo, Bantul, hingga Gunungkidul, serta Samudra Hindia di selatannya, berpotensi diterjang gelombang dengan ketinggian antara 2,5 hingga 4,0 meter. Kategori ini tergolong tinggi dan sangat berbahaya bagi aktivitas pelayaran dan wisata bahari.

Selain gelombang ganas, BMKG juga memprediksi adanya potensi hujan yang akan mengguyur kawasan pesisir.

Baca Juga: Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota

"Kondisi cuaca di perairan Yogyakarta pada umumnya ditandai hujan dengan intensitas ringan hingga sedang," ucapnya.

Kombinasi antara ombak tinggi dan hujan dapat mengurangi jarak pandang dan membuat kondisi semakin berbahaya.

Faktor Pemicu Lainnya

Analisis dinamika atmosfer terkini oleh BMKG juga menemukan faktor pendukung lainnya yang memperburuk situasi.

Suhu muka laut di Laut Jawa maupun Samudra Hindia selatan Jawa terpantau hangat, berada di kisaran 28 hingga 30 derajat Celsius, dengan anomali atau penyimpangan suhu mencapai 0,5 hingga 1,5 derajat Celsius dari kondisi normal.

Kehangatan suhu laut ini secara langsung mendukung peningkatan suplai uap air ke atmosfer, yang merupakan bahan bakar utama pembentukan awan-awan hujan yang lebih masif.

Load More