Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 18 Maret 2020 | 13:02 WIB
Pantai Baron Yogyakarta cocok untuk wisatawan yang sedang berlibur. (Suara.com/Rahmat Ali)

SuaraJogja.id - Industri pariwisata di Kabupaten Gunungkidul mulai merasakan dampak adanya penyebaran virus corona belakangan ini. Dibanding dengan serangan penyakit antraks pada hewan hewan ternak di wilayah ini, wabah virus corona mulai menyerang beberapa sendi pariwisata di Gunungkidul. 

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono menuturkan, sejak merebaknya virus corona belakangan ini jumlah kunjungan wisatawan ke kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan. Penurunan wisatawan mancanegara sudah terasa sejak 3 minggu terakhir, sementara wisatawan domestik baru dua minggu terakhir.

Dinas Pariwisata Gunungkidul mencatat dalam tiga minggu terakhir, terjadi penurunan jumlah wisatawan mancanegara hingga 75% dibanding dengan sebelumnya. Di beberapa titik objek wisata yang ada di wilayah Gunung Kidul yang biasanya diminati oleh wisatawan mancanegara yang sudah sepi.

"Ini mungkin karena dampak adanya lockdown di beberapa negara,"tuturnya di sela penyemprotan desinfektan di Obyek Wisata Gunungapi Purba Nglanggeran, Rabu (17/3/2020).

Baca Juga: 87 Sekolah di Gunungkidul Terapkan Lockdown Selama Sepekan

Namun untuk wisatawan domestic pihaknya mulai merasakan dalam 2 minggu terakhir dimana terjadi penurunan jumlah pendapatan mereka. Meski belum bisa menghitung secara detail berapa jumlah pengunjung namun yang terasa adalah jumlah pendapatan mereka

Harry menyebutkan, untuk pendapatan di hari Senin pada minggu-minggu sebelum coronavirus merebak, biasanya Dinas Pariwisata mampu meraup pendapatan sekitar Rp 200 juta. Namun pada dua Senin ini pihaknya hanya mampu mendapatkan penghasilan dari penjualan tiket retribusi sekitar Rp160 juta.

"Artinya ada penurunan jumlah pengunjung sekitar 25%. wn saya belum bisa menghitungnya secara detail karena Datanya ada di kantor,"tambahnya.

Berbagai upaya Dinas Pariwisata lakukan untuk tetap menjaga sterilisasi objek objek wisata dari coronavirus yang belakangan mereka tersebut. Mulai hari Rabu ini tidak hanya mengaktifkan penyemprotan desinfektan di seluruh objek wisata yang ada di kabupaten Gunungkidul.

Selain itu pihaknya juga menghimbau seluruh pengelola objek wisata untuk menyediakan hand sanitery dan juga tempat cuci tangan tapi banyak lagi. Pihaknya juga meminta kepada seluruh pengelola objek wisata untuk meningkatkan kebersihan di lingkungan mereka.

Baca Juga: Virus Corona Merebak, Gunungkidul Tunda Event Pariwisata Berskala Besar

"Kita upayakan seluruh stakeholder untuk bergerak aktif melakukan antisipasi coronavirus,"tandasnya.

Menurunnya jumlah pengunjung wisatawan ke kabupaten Gunungkidul ini juga berdampak kepada penurunan omzet pusat oleh-oleh di kawasan ini. Mereka mengeluh Mengalami penurunan penjualan yang cukup drastis dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Bahkan mereka terpaksa mengurangi jumlah karyawan untuk sementara waktu.

Seperti yang dialami oleh pemilik oleh-oleh tiwul di Logandeng, Trisni. Jika biasanya ia menghabiskan bahan baku seperti gula jawa sebanyak 10 kg setiap harinya, namun belakangan dia hanya mampu menghabiskan sebanyak 4 Kg. Demikian juga dengan beberapa apa bahan-bahan yang lain aktifkan omsetnya yang menurun drastis.

"Sepi sekarang. Wong wisatawan hampir tidak ada. Rejekiku seko piknikmu tenan iki (rejekiku dari wisatamu beneran ini),"keluhnya.

Demikian juga hal yang sama dialami oleh Darto salah satu pemilik warung di Pantai Krakal Gunung Kidul. Jika sebelum merebaknya virus Corona biasanya mampu membukukan omset sekitar Rp 1,5 juta dalam sehari kini ia hanya mampu menjual barang dagangannya sebesar Rp300.000 perhari.

Kontributor : Julianto

Load More