Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 26 Maret 2020 | 12:18 WIB
Wabah virus corona (coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ana, warga Tawarsari. Ia bahkan sempat emosi dengan persebaran data meninggalnya tetangganya di Grup WA yang ia ikuti. Sebab faktanya berbeda dengan yang terjadi di Padukuhan Tawarsari, karena bukan meninggal karena virus corona.

Menurutnya, belum tentu tetangganya tersebut meninggal karena virus corona. Dirinya sebagai tetangga dekat memang membenarkan jika yang bersangkutan meninggal dan pada selasa malam pemakamannya menggunakan prosedur serupa pasien virus corona.

"Dari Rumah Sakit langsung ke pemakaman tidak boleh disemayamkan di rumah duka," ujarnya.

Selain itu masyarakat sekitar juga dilarang untuk melayat. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi dan juga untuk mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak bergerombol. Sehingga ia meminta kepada rekannya dalam satu grup WA yang memposting untuk menghapus postingannya tersebut.

Baca Juga: 558 Kasus DBD di Gunungkidul hingga Maret 2020, Pasien Meninggal Meningkat

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati mengungkapkan 1 orang PDP yang meninggal dunia sempat menjalani perawatan di rumah sakit Panti Rahayu. Pasien tersebut mengalami gejala serupa virus corona, namun pihak rumah sakit belum sempat melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Pasien tersebut belum sempat diambil Swabnya," paparnya.

Kontributor : Julianto

Load More