SuaraJogja.id - Pakar kejiwaan sekaligus psikolog UGM, Diana Setiyawati menyatakan, wabah COVID-19 atau virus corona yang berdampak pada banyak sektor kehidupan masyarakat tidak hanya merugikan secara materiil. Namun juga dapat berpengaruh pada kesehatan mental.
Apalagi bila kebijakan social distancing atau menjaga jarak sosial dilakukan dalam kurun waktu yang lama. Meski kebijakan tersebut dapat memutus rantai penyebaran virus corona, hanya dengan berkegiatan di rumah di situasi yang serba tak pasti ini akan meningkatan kecemasan, kegelisahan, khawatir dan rasa frustasi.
"Reaksi lainnya yang sering terjadi yaitu marah, bosan, serta kesepian. Juga kekhawatiran untuk bisa merawat keluarga baik anak ataupun orang tua dengan baik," ungkap Diana saat dihubungi, Selasa (31/03/2020).
Untuk mengantisipasi gangguan mental, menurut peneliti Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari persoalan kesehatan mental selama social distancing atau isolasi diri di rumah. Diantaranya dengan tetap terhubung dengan orang lain seperti keluarga, teman dan saudara.
Baca Juga: Pakar UGM Tegaskan Tak Perlu Ada Lockdown Kampung dan Tak Usah Mudik Dulu
Komunikasi bisa dilakukan melalui sambungan telepon, chat, serta video call maupun media sosial (medsos) lainnya. Dengan menjaga konektivitas, maka bisa membantu menjaga kondisi mental.
Mempertahankan pikiran dan harapan positif juga sangat penting. Juga mengkomunikasikan hal yang mengganggu pada orang lain yang bisa dipercaya.
"Social distancing juga harus dimaknai secara positif . Isolasi tersebut menjadi kesempatan untuk melatih keterampilan yang ingin dikuasai dan mengembangkan hobi. Manfaatkan waktu untuk beribadah dan berdoa bersama keluarga," tandasnya.
Diana menambahkan, yang tak kalah penting adalah mengedukasi diri sendiri dengan informasi yang jelas. Selain itu juga menghindari paparan informasi dari sumber yang tidak terpercaya alias hoaks.
Masyarakat yang bekerja dari rumah dapat memulai dengan menyusun rencana aktivitas sesuai dengan capaian kerja. Diantaranya dengan beraktivitas fisik seperti olahraga ringan yang dapat dilakukan di rumah.
Baca Juga: 3 Rekomendasi UGM untuk Putus Rantai Penyebaran Covid-19
Sementara untuk mengatasi kecemasan adalah dengan mengakui ketidakpastian yang muncul dalam diri. Lalu berusaha melakukan relaksasi dengan mengambil nafas panjang dan keluarkan.
Berita Terkait
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia Buat Australia Frustasi, Ini Penyebabnya
-
Frustrasi Karena Pelanggan, Seorang Karyawan Bakar Restoran McDonald's
-
Gara-gara Keluarga, Britney Spears Jadi Trauma Masa Lalu dan Tak Bisa Pulang Kampung
-
3 Attitude Penting ketika Mengakrabkan Diri dengan Orang Lain
-
Bukan Berarti Cengeng! Berikut Ini 7 Manfaat Menangis bagi Kesehatan
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga