Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 01 April 2020 | 15:32 WIB
Widya Ningtyas Virgo Kartika, 43, pemilik outlet Widya Pernik, sedang menujukkan masker buatannya kepada awak media, Rabu (1/4/2020). [Suarajogja.id / Hiskia Andika]

SuaraJogja.id - Di sebuah toko yang tidak begitu besar namun juga tidak terlalu kecil, seorang perempuan sedang sibuk mempersiapkan pesanan masker kain bersama beberapa orang pegawainya. Beberapa nampak sedang menjahit, sebagian yang lain mempersiapkan sebuah kardus untuk dikirimkan.

Adalah Widyaningstya Virgo Kartika, yang menyulap bagian depan rumahnya menjadi outlet yang berbagai macam pernak-pernik. Dinamai Rumah Widya Pernik, sebenarnya adalah sebuah Home Industri souvenir yang berada di Jl. Raya Yogya-Wates KM. 18 Klebakan RT07/04, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo.

berdiri sejak 15 tahun lalu, toko miliknya melayani berbagai pesanan, mulai dari pakaian jadi hingga pernak-pernik souvenir serupa dompet, goodie bag, hingga bantal leher.

Namun sejak 17 Maret 2020 yang lalu, usahanya banting stir memproduksi masker berbahan kain katun premium dan perca. Yang menarik, masker itu didesain semenarik mungkin dengan aneka motif sesuai permintaan pemesan.  

Baca Juga: Sebut di Daerah Tak Ada Karantina Wilayah, Jokowi: Lockdown Itu Apa Sih?

"Berawal dari kelangkaan masker saat ini, terus iseng sambil coba, inisiatif buat masker yang beda buat orang-orang biar disukai entah dari motif atau bahannya yang beda," kata perempuan yang kerap dipanggil Widya tersebut, pada awak media, Rabu, (1/4/2020).

Widya menuturkan, semenjak Januari pesanan di outletnya memang menurun. Hingga menjelang lebaran pesanan cukup meningkat sebelum akhirnya membatalkan karena mewabahnya virus corona.

Banyaknya tunda dan pembatalan pesanan membuatnya kesulitan karena harus menutup biaya operasional. Padahal kata Widya, sebelum adanya wabah corona, UMKM miliknya ini bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp10 juta per bulan hanya dari pesanan souvenir. 

"Pada Maret 2020, sebenarnya orderan mulai masuk seperti souvenir parcel acara trah keluarga untuk perayaan Idul Fitri sama pesanan souvenir buat agenda tutup tahun koperasi. Tapi sekarang dipending karena Corona. Padahal kita sudah tahap acc desain. Tapi apa boleh buat karena keadaan, ya mau gimana lagi," ujarnya. 

Bagi Widya, dapat menjual ratusan masker dalam sehari merupakan pencapaian yang luar biasa mengingat produksi maskernya baru seumur jagung. Keuntungan dari penjualan masker ini juga bisa menjaga eksistensi UMKM yang bergerak di usaha produksi souvenir itu tetap bertahan di tengah kondisi perekonomian yang kembang kempis akibat pandemi corona. 

Baca Juga: Jokowi Tinjau Kesiapan RS Darurat Covid-19 di Pulau Galang

Bersama dengan ibu-ibu yang mempunyai ketrampilan menjahit di sekitar lingkungan rumahnya, Widya mulai berinisiatif untuk mengalihkan produksinya yang utamanya menerima pesanan souvenir menjadi pembuatan masker kain dengan berbagai motif.

"Dari situlah saya putar otak, nyari apa yang sekiranya bisa dijual, hingga akhirnya saya milih buat masker, saya ajak ibu-ibu sekitar rumah buat ikut produksi, dan ternyata sambutan masyarakat sangat positif," ujarnya. 

Ia menekankan, masker yang diproduksinya selalu mengedepankan kualitas. Widya menjelaskan, tidak hanya fungsi, masker yang mereka buat juga mengutamakan modis dan perkembangan fashion tanpa menghilangkan faktor kenyamanan dan keamanan. 

Load More