SuaraJogja.id - Sisi kemanusiaan seperti sedang diuji saat wabah virus COVID-19 melanda Indonesia. Belum usai polemik minimnya fasilitas kesehatan hingga banyak pasien sucpect terlantar.
Hingga penolakan jenazah pasien positif atau Pasien Dalam Pemantauan (PDP) atau Orang Dalam pemantauan (ODP) terjadi di tanah air.
Belum usai masalah tersebut, kekinian Tim Reaksi Cepat BPBD DI Yogyakarta mengeluhkan lambannya keputusan yang diberikan Gugus Tugas COVID-19 DIY.
Melalui akun twitter @TRCBPBDDIY, mereka menyampaikan aspirasi dan meminta Gugus Tugas COVID-19 DIY untuk segera mengeluarkan keputusan terkait makam khusus bagi jenazah pasien positif, PDP dan ODP virus corona.
"Mohon GUSGAS #COVID19 DIY mempercepat keputusan makam khusus COVID-19 sesegera mungkin!!!" tulis @TRCBPBDDIY.
Dalam unggahan tersebut, akun TRC BPBD DIY juga mengkritisi sikap pihak yang bertanggung jawab atas rapat dan keputusan yang berkaitan dengan pemakaman jenazah pasien COVID-19.
"Sudah mati saja menunggu rapat untuk dapat makam. Kalian yang masih hidup ngapain aja?" tulisnya dalam unggahan tersebut.
TRC BPBD memang menjadi salah satu garda terdepan menanggulangi virus corona di DIY. Salah satu tugas yang mereka emban adalah bagian pemakaman dari jenazah pasien COVID-19.
Unggahan TRC BPBD DIY ini menarik respon dari warganet yang mengaku kecewa dengan lambannya keputusan yang diturunkan pihak Gugus Tugas COVID-19 CIY.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembakar Transgender Mira di Cilincing
"Kok sepertinya ada yang tidak berjalan dengan baik," ujar akun @HassanBekti.
Sebelumnya, pada Kamis (2/4/2020) TRC BPBD DIY juga sempat mengeluhkan prosedur pemakaman jenazah pasien COVID-19. Mereka mengeluhkan minimnya persiapan baik dari perangkat, pemakaman hingga masyarakat.
Tidak hanya itu, TRC BPBD DIY memang nyaring menyuarakan minimnya informasi yang dibagikan Kemenkes terkait pemukiman yang telah terpapar virus corona.
Dalam cuitan pada Sabtu (28/3/2020), @TRCBPBDDIY mengungkapkan sulitnya mendapat akses informasi untuk menentukan permukiman yang terpapar virus corona. Padahal, informasi tersebut diperlukan supaya upaya dekontaminasi dapat dilakukan dengan segera dan tepat sasaran.
Berita Terkait
-
TRC BPBD DIY Bantu Makamkan Pasien Covid-19, Netizen Salfok Lihat APD-nya
-
Indonesia Catat Rekor Kematian Harian Tertinggi Akibat Virus Corona
-
Menkes dan Gugus Tugas Covid Butuh Waktu Dua Hari Putuskan PSBB di Daerah
-
Prediksi BIN, Angka Pasien Corona hingga Akhir Juli Tembus 106.278 Kasus
-
HIPMI Usul Pemerintah Bentuk Gugus Tugas Ekonomi Percepat Penanganan Corona
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Barista Jadi Dukuh: Kisah Sito Apri Memimpin Kampungnya di Usia 20 Tahun
-
Selamat Tinggal Kumuh? Yogyakarta Benahi Jalan Tentara Pelajar Demi Wajah Kota yang Lebih Tertib
-
4 Link DANA Kaget Aktif, Peluang Dapat Saldo Gratis Tanpa Ribet di Sini
-
Jangan Sampai Salah Arah! Ini Rute Baru Menuju Parkir Pasar Godean Setelah Relokasi
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru