SuaraJogja.id - Pagi itu, Rabu (8/4/2020), seorang mahasiswa S2 Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah tampak rapi mengenakan kemeja putih dan dasi, lengkap dengan jas hitam. Namun, ia tak bersiap untuk pergi ke mana-mana, melainkan duduk di depan laptopnya dalam kamar kontrakannya di Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Rangga Kala Mahaswa, nama mahasiswa itu, hendak menjalani seminar proposal tesisnya. Ia pun membaca-baca kembali materi yang akan ia presentasikan.
Seminarnya dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Webex. Tepat pukul 10.00 WIB, seminar tersebut akhirnya dimulai. Dari layar laptopnya ia bisa menatap wajah tiga dosen pengujinya yang berada di tempat tinggal masing-masing.
Sekitar 40 menit berlalu, seminar pun usai. Rangga menyatakan bahwa presentasi dan seminarnya berjalan lancar tanpa hambatan. Ia juga mampu menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan para dosen penguji kepadanya.
Baca Juga: Mengulik Keterkaitan Renjana, Unggahan Aura Kasih untuk Glenn Fredly
Rangga menjelaskan bahwa seminar tersebut digelar secara daring sesuai instruksi dari Rektor UGM untuk membatasi aktivitas di kampus sehubungan dengan pandemi COVID-19. Lantas, semua aktivitas akademik di UGM, termasuk seminar proposal maupun sidangnya, dilakukan secara daring.
Menurut keterangan Rangga, dipilihnya Webex sebagai medium kegiatan akademiknya juga merupakan arahan dari Fakultas Filsafat UGM. Ia mengatakan, tim IT dari fakultasnya itulah yang telah menyiapkan seminarnya melalui Webex, sehingga dirinya tinggal menyiapkan berbagai peralatan pendukung, seperti laptop yang disertai webcam, headset, dan tentu saja koneksi internet.
Rangga menilai, internet adalah salah satu faktor penentu kelancaran seminar daringnya yang paling vital. Pasalnya, ia juga telah merasakan sendiri pengalamannya mengajar sebagai asisten dosen selama ini. Selama pandemi COVID-19, sebagai asisten dosen Epistemologi dan Filsafat Teknologi, Imam Wahyudi, Rangga telah empat kali membantu perkuliahan daring melalui Webex.
"Banyak mahasiswa yang akhirnya tidak bisa mengikuti perkuliahan secara optimal karena masalah koneksi internet. Mereka mengeluh koneksi yang jelek. Hal itu sebenarnya wajar saja karena jangkauan internet di Indonesia beragam, tergantung operator yang mereka pakai," terang Rangga, dikutip dari rilis Humas UGM.
Kendati demikian, Rangga tetap merasakan bahwa pembelajaran tatap muka secara langsung lebih berkualitas daripada daring.
Baca Juga: Menko PMK Bahas Rencana Pergeseran Libur Idul Fitri 2020 Sore Ini
"Pembelajaran daring mengurangi interaksi dan gerak peserta maupun pengisinya. Agak capai juga karena harus pakai headset dan duduk terus, sehingga kurang nyaman. Selain itu, ketika tatap muka tidak perlu menyiapkan peralatan juga, semua sudah disiapkan dari kampus. Kita juga tidak perlu was-was koneksi terputus," jelas Rangga.
Karena itulah, Rangga berharap ujian tesisnya kelak dapat dilaksanakan secara tatap muka langsung dan tentu saja pandemi ini segara berujung.
"Tidak hanya karena ingin ujian itu berjalan lebih interaktif, tetapi saya juga ingin harap wabah ini segera mereda. Tentu saya mendukung physical distancing dan work from home (WFH), tapi semakin lama tidak baik bagi kesehatan mental," tutur Rangga.
Tak hanya Rangga, Sonjoruri Budiani Trisakti, salah seorang penguji seminar proposal tesis Rangga, menyatakan bahwa para dosen sebenarnya mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan akademik secara daring. Salah satu sebabnya, kata dia, banyak dosen yang usianya sudah tua dan kesulitan beradaptasi dengan teknologi masa kini.
Di samping itu, wanita paruh baya yang akrab disapa Ruri ini mengatakan, para dosen juga mengeluhkan koneksi internet, sama seperti mahasiswa. Namun, ia menambahkan, mau tak mau dosen harus berusaha beradaptasi demi kebaikan bersama, termasuk mahasiswanya.
"Work from home tidak bisa menjadi alasan kita untuk bermalas-malasan. Memang suasananya tidak seformal ketika tatap muka, tapi bukan berarti tidak serius, termasuk menjadi penguji seminar tadi pun harus kami lakukan. Jika ditunda, kasihan mahasiswa yang masa studinya juga harus tertunda," pungkas Ruri.
Berita Terkait
-
Kerja dari Rumah? Ini Lowongan Kerja Remote Admin Terbaru!
-
Cara Mencari Pekerjaan WFH Dengan Ijazah SMA, Tak Sulit Bila Tahu Triknya
-
Kini Lulus S2, Tsania Marwa Cerita Perjuangan Tuntaskan Tesis 1000 Halaman
-
Besok, Megawati Direncanakan Hadiri Sidang Terbuka Promosi Doktoral Hasto di UI
-
Bisa Dilakukan Sambil Rebahan, Ini Lowongan Kerja Freelance Online dari Rumah
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi