Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 10 April 2020 | 19:25 WIB
Ilustrasi Prosesi pemakaman pasien meninggal COVID-19. (Twitter/@TRCBPBDDIY)

SuaraJogja.id - Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kulon Progo mempersiapkan posko dekontaminasi yang akan digunakan untuk mensterilisasi petugas dan kendaraan yang digunakan dalam penanganan pasien covid-19.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo, Ariadi, menjelaskan, posko dekontaminasi ini dibuat untuk mendukung operasional yang dilaksanakan dari bidang kesehatan, terutama oleh rumah sakit, Dinkes, atau puskesmas yang ada di Kulon Progo.

"Tugas kita untuk mencegah jangan sampai ada penyebaran covid-19 ini baik melalui petugas, alat dan armada yang digunakan oleh petugas. Dengan posko ini nanti kami berharap semua bisa berjalan aman dan lancar, tidak ada penyebaran virus," kata Ariadi, saat ditemui awak media di tengah persiapan mendirikan posko dekontaminasi, Jumat, (10/4/2020).

Rencananya petugas yang akan bertugas terdiri dari personil yang sudah dibekali. Mulai dari Pusdalops BPBD, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), TNI, POLRI, Tim PSC (Publik  Safety Center), dan PMI, yang juga tidak menutup kemungkinan akan menambah bantuan dari para relawan jika keadaan darurat.

Baca Juga: Baru Pulang dari Amerika, Warga Kulon Progo Positif Corona

"Posko ini akan dioperasionalkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, kalau saat ini kita menyesuaikan dengan masa darurat DIY yakni sampai 29 Mei," ucapnya.

Posko dekontaminasi tersebut berlokasi di area parkir Taman Budaya Kulon Progo. Selain jauh dari pemukiman warga, pemilihan tempat ini merupakan hasil kajian lebih lanjut dari tim gugus tugas Kulon Progo.

Pihaknya menekankan bahwa gugus tugas selalu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perlakukan kepada pasien ODP dan PDP. Begitu juga jika terdapat kasus pasien meninggal, masyarakat harus bisa menerima pasien tersebut baik dari luar maupun dalam daerah.

"Kalau dari gugus tugas setiap saat setiap saat dari semua OPD, TNI, Polri, Bhabinkamtibmas, Babinsa selalu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perlakukan pasien covid-19," ujarnya.

Ariadi mengharapkan tidak ada penolakan-penolakan dari masyarakat. Sampai saat ini laporan yang diterima pihaknya dari semua panewu dan semua lurah, kondisi di masyarakat masih sangat kondusif.

Baca Juga: Fajar Gegana Terpilih Jadi Wakil Bupati Kulon Progo

Persiapan posko dekontaminasi ini sendiri dimulai sejak, Kamis, (9/4/2020), hari ini diharapkan posko tersebut sudah selesai. Diperkirakan posko dekontaminasi tersebut sudah bisa beroperasi senin mendatang.

Safety Officer Posko Dekontaminasi Kulon Progo, Fikri Syahmonakhawa, menegaskan posko ini ditujukan kepada petugas dan kendaraan yang telah digunakan atau melakukan kontak dengan pasien covid-19.

"Jadi mobil serta petugas masuk ke sini lalu dibersihkan menggunakan desinfektan dan sabun. Setelah itu coverall-nya dibuang ke bak sampah karena sekali pakai, lalu petugas akan dipersilakan mandi dan beristirahat,"

Petugas diistirahatkan di posko selama 2 jam dan diberi nutrisi makanan untuk menjaga imun tubuh. Sedangkan untuk kendaraan diistirahatkan selama 12 jam, namun jika memang darurat dan banyak pasien membludak 6 jam sudah bisa diambil.

Koordinasi awal posko ini akan dijaga oleh 8 petugas. Tidak menutup kemungkinan ketika kondisi darurat pihaknya akan menambah petugas dari TNI dan Polri yang disiagakan di kesatuan masing-masing.

Terkait stok APD yang tersedia di posko dekontaminasi itu pihaknya mengungkapkan masih terdapat 30 buah baju coverall. Dengan rincian 10 buah disiapkan untuk petugas pembersihan yang berjaga di posko dan 20 buah untuk petugas yang mengambil pasien, jenazah dan pemakaman.

Untuk armada mobil ambulans yang disiagakan ada dua unit dan milik PMI terdapat enam buah. Sedangkan penjemputan pasien akan langsung disediakan oleh rumah sakit.

Fikir berharap masyarakat bisa memahami bahwa posko dekontaminasi ini adalah tempat sterilisasi dan pembersihan. Jadi tidak perlu panik karena setiap petugas yang masuk akan keluar dengan keadaan bersih dan tidak ada virusnya.

"Ketika orang keluar orang sudah bersih, yang penting masyarakat tidak mendekati dan memasuki zona yang ditentukan. Di sini tidak ada pasien, hanya petugas saja. Intinya di sini kita melindungi petugas agar tidak terkena virus atau terkontaminasi zat kimia," tegasnya.

Load More