Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 15 April 2020 | 14:25 WIB
Satgas COVID-19 Kabupaten Bantul melakukan sidak ke Pasar Hewan Imogiri, Rabu (15/4/2020). - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

SuaraJogja.id - Satgas COVID-19 Kabupaten Bantul melakukan sidak ke Pasar Hewan Imogiri, Rabu (15/4/2020), untuk memastikan jam operasional sesuai dengan surat edaran pemerintah. Pasukan gabungan Polres Bantul, Kodim, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) meninjau optimalisasi kebijakan jam operasional pasar.

Sesuai dengan surat edaran Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, tipe pasar B diminta untuk tutup pukul sepuluh pagi. Sejak pukul 09:30 WIB, aparat mulai mengimbau pedagang maupun pembeli untuk segera menyelesaikan proses transaksi.

Imbauan disampaikan melakui pengeras suara. Beberapa aparat juga terjun langsung menyampaikan arahan agar masyarakat dapat segera mengakhiri aktivitasnya.

Staf Bidang Pengembangan Pasar Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul Kelik Arif Wahyudi mengatakan, penertiban dilakukan setiap satu minggu sekali.

Baca Juga: LIVE STREAMING: Pelantikan Wakil Gubernur DKI Jakarta

"Penertiban jam operasional pasar rakyat, beserta imbauan positif mengenai pencegahan penyebaran COVID-19," kata Kelik.

Ia menyampaikan, kegiatan serupa sudah dilaksanakan dua kali. Setiap kegiatan menyasar dua titik pasar.

Sebelumnya, ia telah melakukan penertiban di Pasar Pundong dan Pasar Piyungan. Sementara hari ini, selain Pasar Hewan, pihaknya juga akan melakukan penertiban di Pasar Imogiri.

Satgas COVID-19 Kabupaten Bantul melakukan sidak ke Pasar Hewan Imogiri, Rabu (15/4/2020). - (SuaraJogja.id/Mutiara Rizka)

Hasil evaluasi sejauh ini, Kelik menyebutkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona masih rendah. Menurut pemantauan SuaraJogja.id, sebagian besar pedagang maupun pengunjung di Pasar Hewan belum mengenakan masker sesuai anjuran pemerintah.

Ada beberapa yang mengenakan masker kain seadanya, berupa kaus bekas yang dililitkan menutupi mulut dan hidung. Salah seorang pedagang sapi, Paryono, mengatakan, sebenarnya ia merasa khawatir terapapar virus corona.

Baca Juga: Resmi! Riza Patria Jadi Wakil Gubernur Jakarta, Setelah Dilantik Jokowi

"Kalau enggak jualan ya enggak nanak nasi," kata Paryono.

Ia menyadari bahaya penyebaran virus corona. Namun, ia juga dilema karena masih harus memenuhi kebutuhan hidup.

Paryono menjelaskan, sejak awal tahun harga sapi terus mengalami penurunan. Mulanya, harga sapi turun karena wabah antraks yang melanda beberapa waktu lalu.

Dengan adanya pandemi corona kali ini, harga sapi makin merosot hingga Rp3 juta. Jika sebelumnya satu ekor sapi dapat dijual seharga Rp17 juta, sekarang hanya laku Rp14 juta.

Selain itu, Paryono juga kesulitan menjual sapi dagangannya. Jika sebelumnya ia mampu menjual tiga hingga empat sapi dalam satu hari, sekarang, hingga pasar ditutup, ia bahkan tidak bisa menjual satu sapi pun yang ia bawa.

Sebelumnya, pembeli sapi di Pasar Hewan Imogiri berasal dari berbagai daerah, seperti Boyolali dan Kebumen. Saat ini, pembeli sapi hanya berasal dari lingkup DIY.

Load More