SuaraJogja.id - Di tengah pandemi corona saat ini, yang kemudian menimbulkan masalah ekonomi bagi sebagian ebsar masyarakat, munculah inisiasi untuk saling berbagi, sembako misalnya. Namun, maraknya pembagian bantuan sembako di Jogja ternyata dinilai sebagai salah satu faktor pemicu meningkatnya jumlah gelandangan dan pengemis dalam beberapa hari terakhir.
"Akhir-akhir ini muncul fenomena banyaknya gelandangan dan pengemis, bahkan pemulung yang membawa gerobaknya di berbagai titik, terutama di tempat keramaian," kata Komandan Satpol PP Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Senin (20/4/2020).
Menurut dia, seperti diberitakan ANTARA, gelandangan dan pengemis tersebut pada awalnya banyak terlihat di kawasan Malioboro, tetapi kemudian menyebar ke berbagai lokasi lain, seperti di kawasan Kotabaru dan Jalan Sudirman.
Agus mengatakan, petugas Satpol PP Kota Yogyakarta akan langsung melakukan penertiban terhadap gelandangan dan pengemis untuk kemudian dikembalikan ke daerah asal mereka. Sebagian besar, menurut keterangan Agus, berasal dari luar Jogja.
Baca Juga: Hong Kong Perpanjang Masa Pembatasan Sosial Akibat Corona 14 Hari
"Kami sempat menertibkan lima hingga enam orang gelandangan dan pengemis di Malioboro. Saat ditertibkan, mereka mengaku sedang menunggu jika ada orang yang memberikan bantuan makanan atau sembako," terangnya.
Saat ini, Satpol PP Kota Yogyakarta sudah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro untuk memberikan informasi kepada seluruh pihak atau komunitas di kawasan tersebut agar tidak melakukan pembagian apa pun dalam bentuk apa pun.
"Kegiatan pembagian sembako dan lainnya di Malioboro sudah dilarang," tegas Agus.
Pihak-pihak atau organisasi yang berniat menyumbangkan bantuan diminta untuk mengarahkan bantuannya melalui kelurahan setempat dan wilayah yang akan memberikannya kepada warga yang benar-benar membutuhkan.
"Jika bantuan diberikan secara terbuka, maka dikhawatirkan akan menyebabkan kerumunan massa, sehingga berpotensi terjadi penularan virus corona. Tujuannya baik, tetapi kami arahkan agar caranya lebih aman dan bantuan tepat sasaran," imbuh Agus.
Baca Juga: Olahraga Mewah di Rumah, Louis Vuitton Rilis Dumbbell Set Rp65 Juta
Ia menyebutkan, meski sudah pernah ditertibkan, tetapi banyak gelandangan dan pengemis yang selalu datang kembali ke Yogyakarta.
Berita Terkait
-
Ciri Orang Bermental Pengemis dan Tidak Perlu Dikasihani
-
Trend Pengamen Online Ngamen di Trotoar Malioboro Buat Publik Geram
-
Menghadapi Fenomena Baru: Pengemis Online dan Dampaknya bagi Masyarakat
-
Blitar City Walk, Wisata dan Kuliner Murah Meriah Dekat Makam Bung Karno Mirip Malioboro
-
Bolehkah Mengemis Dalam Islam? Berikut Dalilnya
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan
-
3,9 Juta Penumpang Nikmati KA Subsidi, Libur Nataru Diprediksi Melonjak
-
Gelar Aksi di Gedung Dewan, Gabungan Rakyat Gunungkidul Tuntut Anggota DPRD Terlibat Video Tak Senonoh Dinonaktifkan
-
Belum Mendapat Informasi Lanjutan Soal Kepulangan Mary Jane, Keluarga Khawatirkan Hal Ini
-
Musnahkan Kemiskinan Ekstrem di DIY, Pemerintah Gelontorkan Dana Rp446 Miliar