SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY menetapkan perpanjangan kegiatan belajar mengajar atau KBM online hingga 15 Mei 2020 dalam rangka mengantisipasi penyebaran COVID-19. Kebijakan ini membuat sekitar 400 guru honorer di 200 Taman Kanak-kanak (TK) swasta di Kota Jogja "gigit jari" tidak mendapatkan honor.
Karena pandemi COVID-19, sekolah sudah diliburkan selama dua bulan terakhir. Namun, TK swasta tidak bisa mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) seperti jenjang pendidikan lain, yang bisa mengalokasikannya untuk pembayaran guru honorer.
"Memang guru-guru TK di sekolah-sekolah swasta yang paling terdampak dengan liburnya sekolah karena mereka kan honornya dari mengajar. Otomatis karena libur, maka pemasukan untuk mereka pun tidak ada sejak beberapa bulan terakhir," ungkap Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Jogja Sugeng Mulyo Sugono di sela pemberian bantuan sembako pada guru honorer TK di TK Buyung Sudagaran, Tegalrejo, Yogyakarta, Selasa (28/4/2020).
Selain TK, guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terutama di tingkat RW atau desa, juga tak mendapatkan honor. Sebab, honor mereka selama ini tergantung biaya yang diberikan orang tua selama siswa belajar di sekolah.
Baca Juga: Tanpa Balapan, Lewis Hamilton Merasa Sangat Hampa
Sementara, selain tak bisa memanfaatkan BOS, sekolah-sekolah TK swasta pun juga tidak bisa menggunakan BOS Daerah. Sebab, anggaran tersebut bukan diperuntukkan bagi pembayaran honor guru-guru.
Karenanya, PGRI berharap, Pemda DIY bisa memperhatikan nasib para guru sekolah swasta. PGRI sendiri berupaya membantu mereka dengan memberikan sembako. Dari hasil patungan Rp5.000 per guru, PGRI Kota Jogja berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp20 juta.
Setelah ditambah dana kas, dana tersebut dialokasikan untuk membeli sembako yang dibagikan ke 375 guru honorer di DIY, baik di tingkat TK, SD, SMP, maupun SMA dan SLB.
Sekolah mengajukan nama-nama guru mereka yang paling besar terdampak COVID-19. Dari data tersebut, akhirnya dipilih guru yang mendapatkan bantuan.
"Alokasi pemberian sembako terbesar bagi guru honorer TK karena mereka tidak punya penghasilan saat ini," paparnya.
Baca Juga: Perintah PDIP, Purnomo Mundur Bersaing dengan Gibran di Pilkada Solo
Sementara, Plt Kadis Dikpora DIY Bambang Wisnu mengungkapkan, sebenarnya sekolah bisa menggunakan BOS untuk menggaji honor Guru Tidak Tetap (GTT). Namun, katanya, sekolah harus hati-hati dalam mengalokasikan anggaran tersebut.
"Sedangkan BOS daerah belum bisa digunakan karena mekanismenya belum dibuat," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
99% Biro Wisata di Jogja Tutup Akibat Wabah Virus Corona
-
Gara-gara Corona, Laba Bersih Adidas Luruh 96 Persen
-
Dampak Corona, Kusnaedi: Sudah 20 Tahun di Bus, Baru Ini Rasakan Pahit
-
Gelar Wisuda Online, MI Wahid Hasyim Pakai Robot Berkostum Toga
-
Terdampak Covid-19, Widi Curhat Banyak Pelanggan Batal Sewa Mobil
Terpopuler
- Erick Thohir Salaman dengan Penyerang Keturunan Brasil Rp782 Miliar Jelang Ronde 4
- Berakhir Anti-klimaks, Lika-Liku Isu Jay Idzes Dibeli Inter Milan, Fiorentina Hingga Udinese
- Hari Ini Jokowi Ultah ke-64, Poster Ucapan Selamat Ini Bikin Publik Syok: Innalillahi
- 5 Mobil Bekas 7 Seater Mulai Rp49 Jutaan: Kabin Lega, Muat Seluruh Anggota Keluarga
- 5 Mobil Bekas Seharga Motor 150 cc, Murah dan Irit Mulai Rp25 Jutaan
Pilihan
-
4 Mobil MPV Bekas Terbaik untuk Keluarga, Murah dengan Kenyamanan Ekstra
-
Daftar 4 HP Murah Spek Dewa: Terbaik buat Gaming, Lancar Multitasking
-
Fantastis! Uang Belanja Man City Rp6 Triliun Lebih Besar dari Pendapatan 5 Negara Ini
-
Rekomendasi 6 Mobil Bekas Murah Rp30 Jutaan: Nyaman dan Tangguh, Hadirkan Nuansa Klasik
-
5 Mobil Keluarga Bekas Tahun Muda: Jadi Incaran, Harga Tetap Tinggi Jika Dijual Kembali
Terkini
-
BRI Cetak Sejarah, Jadi Bank Pertama Terbitkan Social Bond, Oversubscribed Rp6,57 Triliun
-
Merchant BRI Panen Hadiah, Ada Mobil Listrik hingga Jam Tangan Pintar
-
Rekor! Mandiri Jogja Marathon 2025 Capai Puncak, 9.200 Pelari dan NDX AKA Ramaikan Prambanan
-
Lomba Lari Rasa Pasar Rakyat, Mandiri Jogja Marathon 2025 Hidupkan Ekonomi di Yogyakarta
-
Akhirnya 13 Warga Tegal Lempuyangan Setuju Bongkar Bangunan Tambahan, Satu Orang Menolak