SuaraJogja.id - Wabah virus corona membuat seluruh lapisan masyarakat terdampak, tak terkecuali mahasiswa yang masih bertahan di DIY. Tak sedikit yang harus menahan rasa rindu. Bahkan ada mahasiswa yang takut untuk pulang ke tempat tinggalnya.
Asni Pujiastuti, mahasiswa S2 Jurusan Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta, mengaku harus menahan kangen untuk bertemu orang tua. Perempuan asal Kotabaru, Kalimantan Selatan ini tak bisa merasakan masakan orang tua tercinta untuk sementara waktu.
"Untuk Ramadan hingga Lebaran ini sepertinya saya bertahan di Yogyakarta. Biasanya saya pulang satu tahun sekali ke Kalimantan. Karena momennya Ramadan dan ada wabah ini, rasanya akan berbeda puasa di tahun ini. Saya tidak bisa merasakan makanan mamah," kata Asni, ditemui SuaraJogja.id di wilayah Semaki Gede, Umbulharjo, Kota Yogayakarta, Selasa (28/4/2020).
Perempuan yang biasa dipanggil Ade ini sebenarnya sempat ingin kembali ke Kalimantan. Namun, hal itu urung dilakukannya lantaran berisiko tinggi membuatnya tertular virus corona saat perjalanan dari Yogyakarta ke Kalimantan.
Baca Juga: Disangka Sudah Meninggal, Pasien Covid-19 Ini Ternyata Masih Hidup
"Jika pulang kan menggunakan pesawat. Jadi dari Jogja naik travel ke Bandara YIA [Kulon Progo]. Sampai di Kalimantan saya menggunakan travel lagi untuk tiba di rumah. Jadi potensi penularan virus itu bisa terjadi saat perjalanan. Khawatirnya saya jadi carrier," jelas dia.
Dengan memutuskan untuk bertahan di Kota Gudeg, Ade pun harus terus berupaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Perempuan 26 tahun yang menyewa rumah kontrakan di Kampung Semaki Gede ini memenuhi kebutuhan hidup dengan menjual ponsel secara daring.
"Sejak 2014 lalu saya sudah jualan handphone. Dijual di toko online hingga media sosial karena untuk biaya kuliah dan kontrakan, saya membayarnya dari hasil jualan itu," katanya.
Berbeda hal dengan Ade, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Hamim Mustofa (21) ini memilih bertahan di Yogyakarta selama bulan Ramadan ini. Lelaki asal Pangandaran, Jawa Barat itu takut kembali ke rumah karena di kampung halamannya telah diterapkan PSBB.
"Takut juga mau kembali ke rumah untuk saat ini. Soalnya jika sampai di perbatasan wilayah Pangandaran saya disuruh putar balik karena datang dari luar kota. Daripada habis bensin dan lelah, saya memilih bertahan di Yogyakarta," ungkapnya.
Baca Juga: Cara Waria Jakarta Putar Otak Cari Duit di Tengah Gempuran Corona
Hamim, yang kesehariannya mengerjakan tugas kuliah secara daring ini, cukup bosan selama melakukan study for home. Meski sebelumnya ia sempat bertemu keluarga akhir Maret lalu, rasa rindu berada di rumah mulai ia rasakan saat ini.
"Jadi karena bosan tiap hari di kos, akhirnya jadi kangen rumah, tapi karena keadaan seperti ini, saya tahan dulu agar situasi kembali normal," kata dia.
Mahasiswa lainnya, yaitu Fadly (23), untuk bertahan di bulan Ramadan ini, dirinya terpaksa membuka tabungannya. Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini melakukannya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sebelum corona saya sudah menabung untuk keperluan yang lebih penting, tapi karena situasinya tak disangka dan tidak bisa pulang, saya terpaksa menggunakan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari. Kadang juga dapat bantuan dari kampus, tapi itu tidak banyak," katanya.
Laki-laki asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini berharap, pemerintah daerah asalnya memperhatikan mahasiswa-mahasiswa yang merantau di luar pulau.
"Harapannya ada perhatian dari Pemda Polewali, setidaknya dukungan moral dan lain-lain. Kami hanya mencoba mensyukuri masih bisa puasa dan Lebaran tahun ini meski tidak bisa berkumpul bersama keluarga," katanya.
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir